Perajin Kursi Bambu Belega Beralih ke Bale Bengong
(Baliekbis.com), Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada penurunan sektor pariwisata, namun juga berimbas bagi perajin, khususnya perajin aneka produk dari bambu seperti meja, kursi, dll yang ada di Belega Gianyar.
“Kalau pariwisata masih normal, perajin banyak mendapat pesanan baik dari hotel maupun wisatawan. Namun saat pandemi ini karena sepi perajin mengambil pesanan apa saja agar bisa bertahan,” ujar perajin bambu Dusun Kebon Kelod Desa Belega Blahbatuh Wayan Suja saat berdialog dengan Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. belum lama ini.
Penyerapan aspirasi dalam rangka reses dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Menurut Suja yang sudah menekuni usaha kerajinan bambu puluhan tahun, kondisi sekarang dirasakan sangat sulit. Karena sepi pesanan, sebagian perajin bahkan alih profesi, bertani dan pekerjaan lain.
Suja mengaku terkadang masih mendapat pesanan mengerjakan pesanan bale bengong, gazebo dan sejenisnya yang mulai trend. Ia tidak lagi menggarap meja dan kursi dari bambu yang selama ini ditekuninya. “Yang penting ada pekerjaan. Sekarang ini bale bengong yang harganya relatif terjangkau mulai bangkit. Sebuah bangunan bale bengong ukuran standar harganya Rp3 juta,” jelas Suja.
Namun karena kondisi pariwisata masih belum pulih, pesanan juga terbatas. Mengisi waktu, Suja membuat gantungan baju, ayunan untuk anak termasuk tempat lampu dari bambu. Soal bahan baku menurutnya bisa didapat di lingkungan sekitar selain ada yang dipasok dari Bangli.
Terkait kondisi yang dialami perajin, Mangku Pastika tetap mendorong perajin agar tetap semangat dan mencari terobosan-terobosan baik dalam hal inovasi produk maupun pemasaran.
“Saya yakin suatu saat pandemi berlalu dan ekonomi bakal bangkit. Nah saat itu kita sudah lebih siap,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode ini. (bas)