Perangi dan Tangkal Intoleransi dan Radikalisme, BEM Nusantara DIY Launching Rumah Kebangsaan Duta Anti Terorisme Mahasiswa Yogyakarta
(Baliekbis.com), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersatu padu dan merapatkan barisan untuk menangkal dan menghalau faham radikal yang menimbulkan maraknya aksi terorisme di negeri ini.
BEM Nusantara DIY juga mengecam dan menolak keras segala aksi intoleran yang sudah dilakukan oleh individu atau kelompok karena sangat meresahkan dan tidak berperikemanusiaan, dan mengancam stabilitas nasional dan keutuhan NKRI.
Guna mencegah aksi terorisme terulang kembali, BEM Nusantara DIY mengambil langkah antisipatif dengan menginisiasi lahirnya Rumah Kebangsaan yang akan menjadi Duta Anti Terorisme Mahasiswa di Yogyakarta. Launching dilakukan dalam sebuah Seminar Nasional yang bertema ‘Bersatu Padu Dalam Memberantas Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme’, di Merapi Merbabu Hotel, kemarin (12/4/2021).
Dalam kesempatan itu, diserahterimakan secara simbolis ‘Kunci Rumah Kebangsaan Duta Anti Terorisme Mahasiswa Yogyakarta’ dari Polda DIY yang diwakili oleh Dirbinmas Kombes Pol Drs. Anjar Gunadi, MM. kepada Koordinator Daerah (Korda) BEM Nusantara DIY Achmad Mubarok.
Agenda yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan membangun sinergisitas antara seluruh mahasiswa di Jogja ini, menghadirkan Narasumber Utama Ketua Forum Persaudaraan Umat Beragama KH. Abdul Muhaimin.
Kombes Pol Anjar Gunadi sangat mengapresiasi inisiatif BEM Nusantara DIY dalam usaha menghalau penyebaran radikalisme dan terorisme dengan menghadirkan Rumah Kebangsaan yang akan menjadi Duta Anti Terorisme Mahasiswa di Yogyakarta.
Koordinator Pusat (Korpus) BEM Nusantara Dimas Prayoga, didampingi Koordinator Nusantara (Kornus) Jawa BEM Nusantara Ahmad Marzuki Toekan, mengingatkan faham radikalisme yang mulai muncul kembali haruslah diwaspadai. Dalam memerangi terorisme, Pancasila harus kembali menjadi pegangan yang kuat.
“Apalagi untuk anak muda, khususnya mahasiswa, sangat rentan terpapar faham radikal. Ini yang mendasari kami menggulirkan Rumah Kebangsaan Duta Anti Terorisme Mahasiswa Yogyakarta,” ujar Dimas Prayoga.
Koordinator Daerah (Korda) BEM Nusantara DIY Achmad Mubarok menyatakan, siap bermitra dengan semua elemen bangsa demi kebaikan rakyat Indonesia. Dan, membentengi almamater dan mahasiswa di seluruh perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta ini dari faham radikal dan terorisme, agar jangan sampai masuk ke dalam lingkungan kampus.
Dalam kesempatan ini, BEM Nusantara DIY menyatakan keprihatinannya terkait kasus terorisme, radikalisme, dan intoleransi yang sungguh sangat mengguncang sendi-sendi kehidupan dan kerukunan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
BEM Nusantara DIY juga menyatakan dukungannya kepada Polri dalam upaya mengusut tuntas dan memberantas aksi teroris di negeri ini. Mengutuk dan menolak keras segala bentuk paham radikalisme dan intoleransi yang memicu terorisme.
“Kami BEM Nusantara DIY akan bersinergi dengan Polda DIY dalam upaya menjaga kondusivitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Yogyakarta,” ungkap Achmad Mubarok.
Mubarok menyesalkan, mereka melakukan aksi dengan mengatasnamakan salah satu agama tertentu. Padahal jelas-jelas tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan, apalagi di tengah situasi negara yang sedang berjuang mengatasi Pandemi Covid-19.
BEM Nusantara DIY meminta kepada aparat negara yang berwenang untuk menindak tegas tindakan aksi terorisme dan radikalisme sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Kami BEM Nusantara DIY mendukung penuh aparat keamanan Polri khususnya Polda DIY untuk bersikap tanpa ragu dalam menindak tegas terorisme dan radikalisme,” imbuh Achmad Mubarok.
Mubarok menegaskan, BEM Nusantara DIY mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia dan civitas akademika untuk memerangi, tidak takut, dan tidak boleh kalah terhadap semua perilaku terorisme dan radikalisme yang terjadi di Indonesia.
“Aksi terorisme pengeboman di Gereja Katedral Makasar dan penembakan di Mabes Polri dilakukan oleh sekolompok orang yang memiliki faham radikal yang menyebabkan mereka menjadi seorang teroris dan intoleran,” kata Achmad Mubarok. (ist)