Percepat Perubahan, Graha Wicaksana: Pemuda Jangan Tinggalkan Politik
(Baliekbis.com), Masih minimnya keterlibatan kalangan muda terjun ke dunia politik mengundang keprihatinan tokoh muda Kuta I Nyoman Graha Wicaksana, B.Com.,M.M.
“Padahal peran pemuda sangat besar dalam memajukan pembangunan sejak zaman dulu. Sebagai contoh gerakan pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,” ujar Graha Wicaksana yang akrab disapa Koming ini, Kamis (31/1) sore di Kuta.
Kini ia melihat adanya kesan kalangan muda yang kurang tertarik terjun ke politik. Hal ini bisa dilihat salah satunya minimnya kalangan milenial ini duduk di legislatif. “Padahal dengan terjun ke politik, duduk di legislatif akan banyak hal yang bisa disuarakan pemuda untuk mempercepat perubahan, memajukan pembangunan. Pemuda adalah garda terdepan dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik,” tambah tokoh sepakbola Kuta ini.
Di tangan generasi muda milenial ini ia berharap kemajuan bisa lebih dipacu lagi. Dalam pandangannya, Koming mengaku lebih setuju kalau keterwakilan di legislatif tidak terlalu lama. “Ada yang berakar dan sampai tua di dewan, seolah-olah anak muda tak bisa melakukan estafet,” jelasnya.
Namun ia mengakui kondisi ini bisa terjadi salah satu penyebabnya akibat kurang tertariknya pemuda terjun ke dunia politik. Padahal kalau mau bersatu, maka tak sulit kalangan muda ini menempatkan wakilnya di dewan. Selain jumlah kaum milenial ini sangat banyak juga dari segi kemampuan mereka sangat bagus.
Untuk itu Koming berharap pemuda tidak tinggal diam dan tetap tampil ambil bagian dalam memajukan pembangunan. “Saya yakin kalau pemuda maju ke berbagai kancah pembangunan maka perubahan akan lebih cepat terjadi,” jelas owner Hotel Bakung Sari, Kuta ini.
Di sisi lain, Koming melihat tingkat partisipasi warga Kuta dalam setiap hajatan Pemilu baik Pilkada, Pileg maupun Pilpres sebelumnya belum maksimal. Misalnya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 lalu. Dari sekitar 34 ribu pemilih di Kuta, yang hadir mencoblos keTPS (Tempat Pemungutan Suara) hanya sekitar 22 ribu atau hanya sekitar 65 persen.
Kondisi ini tidak terlepas dari padatnya aktivitas warga Kuta yang mayoritas berkecimpung di sektor pariwisata. Mobilitas mereka juga cukup tinggi.
Namun dalam Pileg dan Pilpres 2019 ini, diharapkan kesadaran warga Kuta menyalurkan hak pilihnya bisa meningkat. “Saya yakin ada kenaikan tingkat partisipasi pemilih. Namun warga Kuta harus terus disadarkan masa depan mereka juga ada di Pileg dan Pilpres ini,” katanya.
Ia menegaskan Kuta sebagai gerbang dan wajah pariwisata Bali harus ditata baik. “Jadi destinasi wisata yang sudah punya nama harus ditata lebih bagus. Jangan dibiarkan seperti liar, berkembang sendiri tanpa penataan. Di sinah peran warga Kuta untuk bisa terlibat di berbagai kegiatan di wilayahnya,” tandasnya.
Graha Wicaksana dikenal sebagai sosok tokoh muda yang sudah terbukti mengabdi membangun tanah kelahirannya lewat berbagai organisasi sosial kemasyarakatan dan adat. Ia pernah menjadi Ketua STT Banjar Tegal Kuta, Desa Adat Kuta, sebagai Ketua LPM (Lembaga Pemberdayan Masyarakat) Desa Kuta dan kini dipercaya sebagai Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Kuta periode tahun 2015-2020. Koming di tahun 2015 terpilih sebagai Ketua Umum Pengkab PSSI Badung hingga periode tahun 2020. Ia juga aktif sebagai Ketua Karate Inkai Badung dari 2010 hingga sekarang. (bas)