Perekonomian Bali 2017 : Pariwisata Masih Jadi Tumpuan Utama
(Baliekbis.com), Pakar ekonomi Prof. Dr. I Wayan Ramantha yang juga Guru Besar FEB Unud dalam Outlook Ekonomi Bali 2017 pada Jumat (9/12/2016) mengatakan pertumbuhan ekonomi global yang melambat atau hanya 2,47% berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 4,80% tahunh2015. Pertumbuhan itu tidak mampu menampung 3 juta orang tambahan tenaga kerja baru dan mengatasi masalah kemiskinan yang meningkat. Pertumbuhan konsumsi masyarakat tetap moderat hingga akhir 2015, sementara pendapatan manufaktur dan ekspor komoditas juga terus merosot. Di awal 2016 target pendapatan tidak tercapai akibat harga minyak dan gas tidak sesuai dengan perkiraan dalam APBN. Untuk mempercepat pertumbuhan, Indonesia harus mengendalikan perluasan ruang fiskal dalam jangka pendek, sambil melanjutkan reformasi birokrasi untuk menarik investasi dan menurunkan biaya usaha dalam jangka menengah. Bank Dunia memproyeksi PDB Indonesia tumbuh 5,1% tahun 2016 dan 5,3% tahun 2017. Proyeksi ini lebih rendah 0,2% dari analisis sebelumnya karena menghawatirkan kemampuan pemerintah merealisasikan belanja tahun 2016 .Pulihnya ekonomi Indonesia akan bergantung pada kemampuan memperbaiki iklim usaha, menarik investasi swasta yang lebih banyak serta diversifikasi ekonomi. “Daya saing kita melemah jadi ke-37 tahun2015-2016, tahun sebelumnya sempat peringkat ke-34. Singapura peringkat ke-2 terbaik di dunia, sementara Korsel dan Thailand juga jauh lebih baik banding Indonesia,” jelasnya.
Inovasi, efisiensi dan debirokratisasi, baik di pusat maupun di daerah, menjadi kata kunci untuk bangkitnya ekonomi nasional di tahun-tahun mendatang. Namun implementasinya masih terbatas. Langkah-langkah taktis dan strategis yang cepat memang harus ditempuh. Rasionalisasi anggaran pusat sampai penundaan DAU pun dilakukan, tidak hanya untuk mengatasi deficit APBN yang maximal 3% saja, tapi juga “memaksa” penggunaan simpanan daerah yang mencapai Rp238,8 triliun di bank. Kontribusi masing-masing sektor dalam ekonomi Bali. Pariwisata masih menjadi sektor utama yang membutuhkan perhatian khusus. .Budaya sebagai modal dasar pariwisata harus diperkuat. Sinergi pertanian dengan pariwisata masih wacana . Keseimbangan Utara-Selatan masih di tataran berpikir dan berbicara, belum banyak terealisasi.
Semenatara itu A.A. Ngurah Alit Wiraputra S.H, M.H., Ketua Umum Kamar Dagang & Industri Bali mengatakan perlu komunikasi antara pengusaha dan stake holder lainnya dalam rangka untuk menghadapi dan meningkatkan perekonomian indonesia dan Bali pada khususnya yang lebih baik. Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat perlu disikapi secara cermat oleh pemerintah Indonesia. Apalagi, selama kompanye Donal Trump menegaskan bahwa Amerika akan lebih protektif demi keamanan warganya, termasuk di sektor perdagangan. Beberapa pengamat ekonomi Indonesia berpendapat kebijakan ekonomi Trump bisa berdampak pada investasi AS di Indonesia. Sebab Trump yang dikenal nasionalis dan konservatif, akan memproteksi perdagangan perusahan- perusahan AS, dengan membatasi impor ke negeri Paman Sam.
Alit Wiraputra menambahkan adanya MEA dapat berdampak pada peningkatan ekspor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Dalam MEA terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beranekan ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Para tenaga kerja Indonesia juga dapat bekerja di negara ASEAN dengan bebas dan sesuai dengan ketrampilan yang dimilikinya. Dampak negatifnya barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar. Orang-orang asing akan lebih leluasa mengekploitasi alam Indonesia. Persaingan yang sangat ketat. Nah, jika kita (orang Indonesia) kalah dalam bersaing maka pengangguran akan merajalela dan tentunya kemiskinan akan semakin banyak.
Langkah –langkah mengurangi dampak negatif dari MAE yakni n pemerintah Indonesia sebaiknya tetap ikut campur tangan dalam arus perdagangan internasional yang diberlakukan dalam MEA dengan memberlakukan syarat terhadap barang maupun jasa yang masuk ke dalam Indonesia untuk melindungi perekonomian Indonesia. .Untuk menangani dampak arus bebas investasi, Indonesia dapat memberikan syarat bagi perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi di negeri ini. .Selain itu Indonesia juga perlu melindungi sumber dayanya terlebih dahulu agar tidak diekploitasi oleh perusahaan asing. Indonesia juga perlu melindungi UMKM dari persaingan dalam perdagangan internasional. .Selanjutnya, Indonesia juga perlu memberlakukan syarat-syarat tertentu terhadap tenaga kerja asing yang masuk ke lapangan kerja Indonesia. .Indonesia juga sebaiknya memberikan pelatihan bagi tenaga kerja domestik agar tidak kalah saing dengan tenaga kerja anggota ASEAN. Ditambahkan Alit Wiraputra, pPermasalahan yang dihadapi masyarakat Bali saat ini dan ke depan yakni persoalan infrastruktur dalam mewujudkan pemerataan. Pertumbuhan ekonomi, masalah sampah yang belum tertangani secara profesional, kebutuhan airbBersih yang belum tercukupi . Selain itu pengelolaan limbah sektor pariwisata yang belum transparan. Masalah abrasi pantai di Bali yang sudah mengkhawatirkan, energi yang ramah lingkungan , pemerataan investasi dan pembangunan, pemerataan pembangunan dan pengembangan pariwisata yang mengalami kesenjangan. (ist).