Peringati Hari Bumi dan Sambut Waisak, Umat Buddha Provinsi Bali Gelar Fang Shen dan Tanam 360 Mangrove

(Baliekbis.com), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Provinsi Bali bersama Pembimas Buddha Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia Provinsi Bali, serta para Penyelengara Buddha Kabupaten/ Kota seluruh Bali mengadakan pelepasan satwa (Fang Shen/Fang Sheng) dan menanam pohon mangrove untuk memperingati Hari Bumi daan menyambut Hari Tri Suci Waisak di kawasan Hutan Mangrove Pemelisan.

Kegiatan yang digelar pada Minggu, 27 April 2025 ini juga diikuti Wadah Antar Lembaga Buddha Indonesia Bali (Wadah), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Provinsi Bali, Majelis Agama Buddha Bali, Pimpinan Vihara dan tempat ibadah beserta dengan umat-umat Buddha serta didukung oleh Organisasi Kemasyarakatan INTI Bali dan IKBS.

Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut berjumlah 150 orang. Mereka melepas 200 burung, 5 ekor tupai, dan menanam pohon bibit mangrove sebanyak 360 pohon. Selain itu diisi acara Doa dan Pelimpahan Jasa dipimpin oleh 7 Pandita Buddha dengan penuh khidmat diikuti oleh semua peserta yang hadir.

Romo Pandita Budianto, S. Kom selaku Ketua Panitia mengawali rangkaian acara menyampaikan sejumlah persiapan yang dilakukan, mulai dari penentuan lokasi, berkoordinasi dengan Kepala Taman Hutan Raya (TAHURA) Ngurah Rai dan permohonan bibit mongrove kepada Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dan Hutan Lindung Unda Anyar. Selanjutnya kegiatan pengambilan bibit mangrove tanam, membeli satwa untuk dilepas, hingga pengaturan peserta dan rangkaian acara.

Sementara itu, Pembimas Buddha Provinsi Bali Sihar, S.Ag., M. Si menyampaikan rangkaian kegiatan ini dilaksanakan untuk Memperingati Hari Bumi juga menjadi rangkaian kegiatan menyambut Hari Tri Suci Waisak yang akan jatuh pada 12 Mei 2025.

Kegiatan ini sekaligus untuk mensukseskan Program Eco-Theology Kementerian Agama Republik Indonesia dalam menanam 1 juta pohon matoa.

Ketua Permabudhi Bali Hery Sudiarto, A.Md., S.H., B.Ed., M.H. dalam sambutannya menyampaikan pada 25 April 2025 juga telah dilaksanakan penanaman pohon matoa di lingkungan Maha Vihara dan Pusdiklat Maitreya Bali dan penuangan eco enzyme di sungai area Bendungan Umadui, dan masih ada rangkaian kegiatan lain yaitu Fangshen.

Selanjutnya penanaman pohon mangrove, peringatan Hari Waisak pada tanggal 12 Mei 2025 dengan puja bhakti di vihara, cetiya, sekolah, dan/atau candi Buddhis secara khidmat, donor darah, karya bakti membersihkan Taman Makam Pahlawan, dan rencana memperingati puncak Waisak atau Saṅnipāta Waisak pada 25 Mei 2025.

Hery menyampaikan tentang pentingnya Persatuan Umat Buddha di Bali mengambil filosofi pohon mangrove, yang dirawat di pusat pesemaian dari bibit hingga menjadi benih pohon yang siap tanam.

“Tumbuhan ini layaknya manusia juga perlu adaptasi di lingkungan alam yang liar, akar pohon harus tumbuh mencengkram bumi dan akar-akar setiap pohon dengan pohon yang lain saling mengikat bersatu padu sehingga mereka dapat tumbuh besar. Umat Buddha Bali juga harus dapat tumbuh dengan sehat, mengedepankan persaudaraan, keharmonisan dan persatuan sehingga dapat hidup harmonis dengan sesama tanpa perbedaan,” ujar Hery.

Kegiatan ditutup dengan testimoni dari pimpinan dan tokoh masyarakat, dari Organisasi Buddha, Wadah, Walubi, Romo P.My. Sudiarta Indrajaya, juga Ketua INTI Bali Dr. Putu Agung Prianta, B.Eng., (Hon.) M.A. dilanjutkan dengan ramah tamah.

Leave a Reply

Berikan Komentar