Perlu Uluran Tangan, Pemulangan Jenasah TKI asal Jembrana dari Jepang

(Baliekbis.com), Puskor Hindunesia membuka dompet menggali dana untuk membantu pemulangan jenasah TKI (Tenaga Kerja Indonesia) IB Subali (55) yang meninggal di Jepang pada 22 Januari 2024.

Almarhum yang memiliki tiga anak itu meninggal karena sakit. Perwakilan keluarga IBK Susena mengatakan keluarga almarhum memerlukan dukungan dari berbagai pihak agar bisa memulangkan jenasahnya ke Bali.

“Biaya pemulangan cukup besar, ratusan juta rupiah. Saat ini biaya masih kurang sehingga perlu dukungan agar bisa memulangkan jenasahnya,” ujar Ketua Puskor Hindunesia IBK Susena yang juga sepupu almarhum saat ditemui Kamis (25/1) di Denpasar.

Sejumlah upaya dilakukan untuk memulangkan almarhum. Puskor Hindunesia telah bersurat kepada Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri RI memohon bantuan pemulangan jenasah TKI asal Bali di Jepang tersebut. Tembusan surat juga disampaikan kepada KBRI Jepang di Tokyo, Pj. Gubernur Bali, Walikota Denpasar, Bupati Jembrana, BP3MI Provinsi Bali.

Perjuangan pemulangannya juga sedang diusahakan dengan menggandeng BP3MI, Pemprov Bali, Pemkot Denpasar serta Pemkab Jembrana. Namun masih perlu waktu karena keluarga yang bersangkutan tidak memiliki cukup biaya untuk pemulangannya. “Kalau dananya cukup, rencana jenasah akan dipulangkan pada 20 Pebruari nanti,” tambah Susena.

Pihaknya menggugah para dermawan dharma dimana pun untuk ikut meringankan beban keluarga dengan punia seikhlasnya ke:
Rekening BRI 213201000171301 an. Puskor Hindunesia. Kode: SUBALI, Konfirmasi punia ke Putu Gede Siarta (081337480733).

Ida Bagus Subali (55) asal Jembrana yang tinggal di Sidakarya, Denpasar, bekerja sebagai TKI di Jepang (Ibaraki) dari tahun 2020 dan meninggal pada tanggal 22 Januari lalu karena sakit.

Pihak keluarga ingin agar jenasah dipulangkan agar bisa diupacarai.
“Oleh karena itu kami sangat memohon agar Ibu Menteri bisa membantu dan menanggung pemulangan jenasah hingga tiba di Bali. Kondisi keluarga sangat shock karena yang bersangkutan adalah tulang punggung keluarga (1 istri dan 3 orang anak). Dan sekarang ini kondisi keluarganya menumpang di rumah orangtua istrinya,” jelasnya. (ist)