Persaingan Makin Ketat, BPR Harus Perkuat Modal dan IT
(Baliekbis.com), Perbankan diharapkan terus meningkatkan layanannya melalui transformasi teknologi (IT) dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat saat ini. Pasalnya pelaku jasa keuangan lain sudah menggunakan teknologi canggih dalam merebut pasar (nasabah). “Untuk menuju digitalisasi memang tidak mudah, pasalnya banyak hal yang mesti dipersiapkan termasuk kekuatan modal dan SDM,” ujar Kepala OJK Wilayah 8 Bali-Nusra Zulmi disela-sela acara ramah tamah dengan jajaran perbankan, Selasa (4/7/2017) di kantor setempat.
Pihaknya mendorong perbankan untuk alih teknologi agar bisa meraup pasar yang lebih luas yang selama ini belum tergarap. Untuk itu penguatan modal sangat diperlukan baik untuk peningkatan SDM maupun sisi teknologi. Dengan SDM yang mumpuni diharapkan kemampuan meraup pasar akan semakin terbuka. Meski demikian, tambah Zulmi, ada persyaratan yang mesti dipenuhi untuk itu di antaranya kesehatan bank itu sendiri dari sisi permodalan juga SDM-nya. Dijelaskan perkembangan perbankan di Bali saat ini masih positif dimana terjadi pertumbuhan yang cukup baik, meski diakui tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Memang ada yang pertumbuhan negatif, namun banyak yang bertumbuh secara positif. “Tidak benar jika dikatakan ada yang nasabahnya tergerus, karena pertumbuhan perbankan kita masih positif, meski terjadi perlambatan,” jelasnya seraya menambahkn debitur memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas perbankan yang lebih baik. Zulmi menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan lambannya pertumbuhan di antaranya dampak lesunya sektor properti yang mengakibatkan NPL BPR naik 7,07 persen dari batas atas yang ditetapkan 5 persen. Tapi kalau secara keseluruhan NPL perbankan di Bali masih di kisaran 3 persen. “Persaingan BPR tidak hanya dengan bank umum saja, tapi juga terjadi di lembaga-lembaga menyediakan jasa keuangan seperti LPD, koperasi, dan jasa keuangan lainnya,” kata Zulmi.
Bahkan di luar itu ada finansial teknologi yang bisa menembus kemana mana. Jadi sebenarnya era baru jasa pelayanan keuangan sudah ada di mana mana, di luar lembaga resmi seperti perbankan. Fasilitas yang diberikan pun hampir serupa dengan jasa perbankan. Hanya dengan satu kali “klik” mereka sudah bisa mendapatkan kredit atau layanan dan semua menggunakan sistem IT. Untuk itu lembaga keuangan (BPR-red) harus mengikuti perkembangan teknologi untuk memudahkan pelayanan bagi nasabah. Sekarang ini untuk minjam uang (debitur) tidak perlu lagi datang ke bank atau kantor, cukup hanya melalui gadget. “Bisa saja tergerusnya nasabah bank terjadi karena fasilitas IT tersebut. Semua itu kan masuk dalam kemudahan pelayanan bagi nasabah,” tambahnya. Hal senada disampaikan Dirut BPR Kanti Made Arya Amitaba yang mengatakan penguatan modal dan SDM sudah menjadi kebutuhan perbankan saat ini baik untuk meningkatkan pelayanan juga memperluas pasar. Mantan Ketua Perbarindo Bali ini mengakui memang NPL beberapa bank naik akibat beberapa debitur yang mundur melaksanakan kewajibannya. “Tapi tidak ada yang sampai macet total,” tegasnya. (bas)