Peserta Kagum Kemeriahan Bali Fashion Trend 2024
(Baliekbis.com), Peserta yang mengikuti ajang Bali Fashion Trend 2024 mengaku kagum akan kemeriahan acara tahunan tersebut. Bahkan mereka berjanji akan datang lagi di kegiatan selanjutnya.
“Saya tidak menyangka kegiatan ini begitu semarak dan banyak yang datang. Saya sangat senang dan akan datang lagi di acara ini,” ujar Nila Nasution yang memajang produk spesial kebaya pengantin khas Medan saat ditemui usai penutupan BFT 2024, Minggu (29/9) malam di TS Suites Seminyak.
Pada acara terakhir, puluhan model tampil dengan berbagai jenis fashion. Tampak pengunjung yang memenuhi ruang begitu antusias dengan fashion yang diperagakan.
“Ini luar biasa. Saya belajar banyak di sini. Selama ini saya fokus ke kebaya wedding. Ke depan saya mau bikin gaun wedding yang bisa untuk keseharian,” tambah Nila yang mengaku produk kebayanya banyak dipakai di Singapura dan Australia.
BFT 2024 berlangsung selama tiga hari sejak dibuka Jumat (27/9) malam. Acara mengangkat tema “Strive” ini menurut Ketua Panitia Dwi Iskandar
menampilkan 61desainer dari seluruh Indonesia dan luar negeri, dengan satu desainer dari Malaysia yang akan memamerkan berbagai macam busana yang mencerminkan identitas unik mereka.
Peserta BFT lainnya, Dewi Roesdji mengaku banyak dapat menimba pengalaman berharga setelah mengikuti event ini. “Saya ingin produk saya bisa lebih go global. Selama ini sudah masuk ke pasar Rusia. Saya kaget lihat yang datang ke BFT ini membeludak. Saya ingin ikut lagi,” ujar Dewi yang mengaku sebagian besar baju desainnya terjual di ajang ini.
Vera Kora’ag yang selalu ikut di acara ini mengaku banyak menciptakan produk dari sisa kain. Kain sisa ini masih bagus dan bernilai ekonomi yang kalau bisa diolah bisa menyelamatkan lingkungan karena tidak menjadi sampah. “Saya suka endek. Dan saya ingin sisa kain (fashion) tidak terbuang sebagai limbah,” ujarnya.
Vera yang sudah belasan tahun menekuni dunia fashion ini mengingatkan pentingnya menjaga kualitas mengingat persaingan yang ketat dengan produk luar negeri. Bahkan banyak produk asing yang harganya jauh lebih murah. “Dengan menjaga kualitas kita bisa memenangkan pasar,” tambah Vera yang mengaku rutin mengikuti BFT ini. Ia memuji event ini yang terus meningkat.
Menurut Dwi Iskandar, dengan tema “Strive”,
dalam setiap koleksi yang ditampilkan, kita akan melihat refleksi dari ketekunan, kreativitas, dan semangat para desainer untuk mengeksplorasi batasan-batasan desain yang ada,” ujarnya.
Melalui tema ini, para desainer menciptakan karya yang bukan hanya indah secara visual, tetapi juga merupakan luapan semangat untuk meneruskan perjuangan setelah menghadapi masa-masa sulit selama pandemi dan mencapai target-target yang belum tercapai atau tertunda.
“Dengan tema Strive ini kita berjuang lebih kenceng lagi. Bersama sama menjalankan pekerjaan untuk menghasilkan karya-karya yang lebih bagus termasuk koleksi yang unik dan identitas perancang lebih terlihat,” ujarnya.
“Kita makin sadar dengan sustainability. Tidak hanya berkreasi ciptakan yang indah, melestarikan budaya juga ada kaitan dengan lingkungan, memelihara alam. Jadi bukan hanya profit semata,” tambah Dwi.
Ia menjelaskan setiap harinya selama event ini akan ada 2 slot sehingga total ada 6. Tiap slot akan ada 11 desainer yang mengenalkan karya-karya terbarunya. Rangkaian acara Bali Fashion Trend 2024 ini tidak hanya terdiri dari fashion show, tetapi juga akan ada talk show, field trip, dan fashion exhibition.
Talk show diadakan setiap hari, dengan penjabaran sebagai berikut:
Tanggal 27 September 2024, Future Trends, Gaungkan Fashion Bali Yang berkelanjutan melalui Budaya Tenun Geringsing, dengan 3 narasumber yaitu: I Putu Suarjana (tokoh desa adat Tenganan Karangasem), Dr. Weda Githa (anggota IFC Denpasar) dan Prof. Dr. I Made Bandem (Dosen dan pemerhati Budaya Bali).
Tanggal 28 September 2024, Organic Field by Stylem dengan Narasumber Mr. Shunji Takamori
Tanggal 29 September 2024, Fashion Tanpa Jejak Mewujudkan Zero Waste dalam Industri Fashion yang berkelanjutan, dengan narasumber : Ali Charisma (fashion designer), Wignyo Rahadi (Fashion Designer) dan Mey Hasibuan (Founder house of Inang)
Berikut adalah jadwal fashion show:
Tanggal 27 September 2024
Slot 1: 11 desainer
Brilianto
Asdar Habib
Kimmyra
BI KPW Bali presents Krins Studio
Megama
Dwi Nurhasanah
Dekranasda NTB presents Incubation Fashion 2
BI KPW Sulawesi Tengah presents FFF by Ferry
BI KPW NTB presents Moda ENTEBE
Dekranasda NTB x BI KPW NTB present Young Designers Incubation
Tenun Gaya by Wignyo
Slot 2: 12 desainer
Ammalee by Lia Mustafa
Wearlori
Luvnic by Luffi
Terbatik
Anantari by Resky Noviana
Benang Lusi x Bleemo x Manggar Bag
Dewi Roesdji
Ariesanthi Design
Sakamade Boutique
Ayunee by Melati Soedjarwo
Samasta
By The Sea
Tanggal 28 September 2024
Slot 3: 12 desainer
Dalindz by Lindalirose
dd x dmodels junior
Gorilland by Isa Setyawan x Oak Leather
Enrico Ho
House of Inang
STRD by Sutardi
Debz x Dee
Haef x Batik Sawit
Mojokebaya
Nyaman Studio
Sanet
Sy Resort Shannelom Yuma
Slot 4: 4 desainer
Raramac
Susan Budihardjo x Tador
Beeneca
Love and 02 x Busana Indah
Tanggal 29 September 2024
Slot 5: 11 desainer
Verakora’ag x JW Handmade Bali
Angeliqa Wu x Paramatex
Cindy Lavina
Haluan Bali x Paramatex
Fitri Cap Bali
Anna Cole
496 One Hundred Percent Store x Paramatex
Tstore
Elfi Lila
Diva Dinata
Ha-Pe x Nool Exclusive
Slot 6: 11 desainer
Viva presents Yunita Kosasih
Ali Charisma
Weda Ghita x The Theme Fashion Asylum
Asti Kaleta x Paramatex
Yuni Pohan
Chantique Brunei by Fadzil Hadin
Neliyo
Phillip
Ian Adrian
Niel Couture x Maya Kady Accessories (Malaysia)
Dwico
Ekspresi Kreativitas di Bali
Bali Fashion Trend 2024 menjadi ajang bagi para desainer untuk mengekspresikan gaya unik mereka. Dengan kekayaan budaya dan keberagaman Bali, acara ini memberikan kesempatan bagi desainer untuk berkarya dengan kreativitas tanpa batas, mendorong inovasi, dan keberanian dalam bereksperimen. Keberagaman ini menjadikan Bali sebagai pusat perhatian dunia fashion.
Pada talk show hari pertama yang mengangkat topik kain pegeringsingan, tokoh adat Tenganan Putu Suarjana mengatakan warisan tenun Geringsing sudah ada sejak lama. Namun pada tahun 1841 terjadi kebakaran di desa tesebut sehingga tak ada bukti sejarah. Terkait kain Geringsing dikatakan seluruh warga wajib menggunakannya saat upacara. Kain ini sangat disakralkan di desa adat Pegringsingan sehingga wajib dilestarikan. “Untuk proses pembuatannya bisa sampai 7 tahun. Namun sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan, prosesnya bisa lebih cepat,” ujarnya.
Budayawan Prof. Bandem menegaskan kain geringsing sudah mendunia dan dikenal di berbagai mancanegara seperti Boston, Australia bahkan koleksinya sangat lengkap di Brussel. Ada 28 desain/motif Geringsing. Menurut Bandem, saat G-20, semua kepala negara dihadiahkan kain geringsing ini. Juga ada film pendek tentang proses pembuatan kain geringsing.
Ke depan tambah mantan Rektor ISI Denpasar dan Jogja ini ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian di antaranya perlindungan,
pengembangan serta terkait pemanfaatannya.
Sementara Dr. Weda Githa melihat keberadaan kain geringsing dari sisi fashion. “Fashion bisa jadi alat komunikasi. Jadi kain ini sangat memungkinkan ke depannya,” ujarnya.
Neli Gunawan sebagai chairwomen IFC Chapter Denpasar mengatakan ia ingin mensinergikan penggerak fashion maupun pelaku fashion, dalam satu acara di BFT ini. Acara ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan keberanian dalam bereksperimen di dunia fashion.(bas)