Petani Manggarai Siap Ekspor Minyak Sereh ke Amerika
(Baliekbis.com),Minimnya minat generasi muda jadi petani disebabkan karena.profesi ini dianggap kurang prestisius dan dari sisi pendapatan juga dianggap tidak punya masa depan.
Melihat peluang ini Veri Medo, petani muda asal Desa Sambi, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, berhasil memproduksi minyak sereh wangi pertama di bumi Congka Sae. Racikan sereh wangi kelompok minyak atsiri tersebut, berupa cairan kental yang memberikan aroma khas yang dapat digunakan sebagai minyak gosok atau untuk pengobatan alami.
Saat ditemui media ini Sabtu (18/7/2020) di Dbest Printing Jalan Nasution Tenda Ruten yang juga merupakan tempat usaha dari Veri Medo, dijelaskan kegiatan produksi minyak sereh wangi merupakan tahap lanjutan budidaya sereh wangi yang digelutinya sejak tahun 2019 lalu.
Untuk pengembangan lebih lanjut, pihaknya menjabarkan produksinya sebagai minyak atsiri atau minyak eterik (aetheric oil). Disebut juga sebagai minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil) serta minyak aromatik (aromatic oil).
Namun, keseluruhan kategorisasi minyak sereh wangi itu, termasuk kelompok besar minyak atsiri yang berwujud cairan kental. Pada suhu ruang, minyak sereh wangi muda menguap, sehingga memberikan aroma yang khas.
Pria yang kerap disapa Veri ini menyatakan, Indonesia termasuk penghasil minyak atsiri terbesar kedua di dunia. Sereh Wangi (Cymbopogon nardus), termasuk salah satu minyak atsiri dengan nilai ekonomi tinggi. Hal itu dibuktikan dengan tingkat kebutuhan akan minyak sereh wangi di dunia, mencapai 3000 ton per tahun. “Indonesia baru mampu mengekspor 800 ton minyak sereh wangi per tahun. Sementara pasar minyak sereh wangi cukup luas,” ujarnya.
Melihat peluang itu, demikian Veri, berdasarkan pengalaman bekerja di perusahan minyak atsiri tahun 2015-2018, pihaknya lantas mengembangkan lahan sereh wangi seluas enam hektar di kampung halamannya, Sambi, Reok Barat. Pada 13 Juni 2020, kegiatan pengembangan sereh wangi ini memasuki tahap produksi (penyulingan) untuk siap dipasarkan.
“Untuk pemasarannya, saya akan ekspor ke Philipina, Amerika dan Jepang. Sebagian lagi dikemas untuk kebutuhan lokal sebagai minyak gosok, pengharum alami, atasi sakit kepala, anti bakteri dan jamur serta mengatasi peradangan,” jelasnya.
Pemuda asal Sambi Reok Barat inipun mengharapkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Manggarai juga semua pihak agar pengembangan usahanya bisa berjalan lancar. “Sebab, sebagaimana usaha baru dirintis, membutuhkan dukungan agar operasional produksi minyak sereh wangi berkelanjutan,” ujarnya.
Veri juga mengungkapkan dengan adanya penyulingan minyak sereh wangi di Sambi, Desa smSambi Kec. Reok Barat Kab. Manggarai, masyarakat sangat senang. Setidaknya penyerapan tenaga kerja untuk 1 hektar lahan sereh wangi membutuhkan 3 orang pekerja.
Dengan total lahan yang dikembangkan saat ini sebanyak 6 hektar sehingga dari penyulingan minyak ini ada asas manfaat untuk masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan.
“Saya berharap pemerintah membuka mata, untuk membantu sarana prasarana untuk pengembangan minyak sereh wangi ke pasar yang lebih luas, khususnya pemerintah Kabupaten Manggarai,” tutupnya. (wan)