PHDI Kabupaten Buton Utara Gelar Penguatan Moderasi Beragama
(Baliekbis.com), Wacana moderasi beragama menjadi penting di tengah kehidupan beragama yang majemuk di Provinsi Sulawesi Tenggara, khususnya wilayah Kabupaten Buton Utara.
Menyikapi hal tersebut, PHDI Buton Utara yang diketuai oleh Putu Yoga Margaretsa, S.Pd menyelenggarakan penguatan moderasi beragama menyasar umat Hindu se-Kabupaten Buton Utara.
Dalam sambutannya Yoga menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan untuk menanamkan sikap moderat kepada umat Hindu sehingga dapat hidup dengan harmonis di tengah berbagai perbedaan yang ada.
Kegiatan orientasi penguatan moderasi beragama kali ini dihadiri oleh Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara I Komang Sukeyase, S.E, Perwakilan Pengurus PHDI Sulawesi Tenggara serta Penyuluh Agama Hindu sekaligus Dosen muda STAH Bhatara Guru Kendari Putu Dana Yasa, S.Fil.,M.Ag.
Dalam materinya I Komang Sukeyasa menekankan betapa pentingnya umat hindu di Buton Utara memahami secara mendalam wacana moderasi beragama “Hindu adalah agama yang sangat toleran dengan perbedaan keagamaan yang ada. Sikap saling menghargai antar umat beragama dapat dimulai dengan membangun kondisi harmonis di internal umat beragama terlebih dahulu. Jika ini telah terbentuk maka perbedaan bukan lagi sebuah masalah yang perlu diperdebatkan”.
Unsur PHDI yang diwakili oleh Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM PHDI Sultra Dr. Ir. I Made Guyasa dan Wakil Sekretaris Made Sudiarto, S.Sos, memaparkan beberapa program PHDI dan perkembangan umat Hindu di Sulawesi Tenggara saat ini, sekaligus memberikan sosialisasi IWUH (Iuaran Wajib Umat Hindu) sebagai kesadaran umat Hindu untuk menyiapkan keberlangsungan Hindu ke depan.
Sebagai pemateri terakhir hadir Dosen muda STAH Bhatara Guru Kendari yang sekaligus sebagai Penyuluh Agama Hindu Putu Dana Yasa, S.Fil., M.Ag yang memberikan penjelasan tentang betapa pentingnya umat Hindu memiliki pengetahuan keagamaan sebagai pendukung wacana moderasi beragama.
“Pengetahuan keagamaan tentu menjadi modal utama untuk mendukung wacana moderasi beragama yang begitu aktif disosialisasikan oleh Kementerian Agama. Bagaimana mungkin kita memiliki dasar bersikap moderat tanpa memahami ajaran agama yang telah dipenuhi dengan konsep-konsep mulia sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.