PICA Fest, Wujud Ekonomi Kreatif dan Semangat Insan Muda Padukan Orange Ekonomi
(Baliekbis.com), Paradise Island Clothing Association (PICA) Fest kembali digelar untuk kali keenam yang telah berlangsung sejak 21 Februari dan akan berakhir pada 24 Februari. Festival fashion dan musik terbesar di Bali ini pun disambut antusiasme penonton yang sebagian besar berasal dari kaula muda. Tak ketinggalan, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra pun turut menyambangi PICA Fest yang dilaksanakan di Pantai Matahari Terbit, Sanur pada hari kedua, Jumat (22/2).
Bersama sang istri Ny. Selly Dharmawijaya Mantra bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar, Rai Mantra juga turut mengunjungi satu persatu stand clothing kreatif anak muda yang ikut andil dalam PICA Fest tahun ini. Bahkan, Rai Mantra turut berbelanja beberapa baju yang merupakan rancangan clothing lokal Bali.
Dalam kesempatan tersebut Rai Mantra turut mengapresiasi gelaran PICA Fest yang tahun ini memasuki penyelenggaraan keenam kalinya. Dimana, jika dilihat dari konsep penyelenggaraanya PICA Fest ini telah mampu memberikan warna baru dalam pengembangan orange ekonomi yang selanjutnya bergerak menuju ekonomi kreatif.
“Ini contoh festival yang mampu menghadirkan kemasan orange ekonomi dan ekonmi kreatif dalam satu lokasi yang sama, dan ini sangat baik untuk kemajuan ekonomi sekaligus budaya dan kearifan lokal Bali,” kata Rai Mantra.
Lebih lanjut Rai Mantra mencontohkan ada sebuah clothing yang menyajikan baju bertuliskan ‘Sing Main-Main’. Dimana, kata tersebut menggunakan dasar bahasa Bali sebagai bahasa ibu kita. “Kami sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini yang tentunya mampu menjadi wadah bertemunya para insan enterpreneur muda yang bergelut di bidang clothing dengan menyajikan kreatifitas fasion yang sesuai dengan budaya serta kearifan lokal Bali,” jelas Rai Mantra.
Sementara, Humas PICA Fest, Febri Iswara menjelaskan bahwa penyelenggaraan PICA Fest tahun ini dikemas berbeda. Dimana, festival yang dahulu rutin mengambil lokasi di areal parkir GOR Ngurah Rai ini akan menyuguhkan berbagai suguhan musisi dan band yang beragam di masing-masing 3 panggung yang disediakan. Band besar seperti Superman Is Dead (SID), Seringai, Danilla, dan sejumlah band besar lokal lainnya akan tampil di ‘PICA Fest Stage.
Selanjutnya, di ‘PICA Magz Stage’ akan tampil Barakatak, Tuan 13, Ahmad Abdul, Zat Kimia, dan Dialog Dini Hari. Tidak ketinggalan, The Riyadi’s, Oomleo Berkaraoke, SRMK, Yayasan Main Soundsystem, dan Kaset Kulcha juga akan menghibur pengunjung di ‘Welcome Stage.’ Di hari ketiga (23/2), grup band Parau akan meluncurkan album ketiga mereka.
Selain itu, kali ini akan ada sebanyak 104 band, tenant kuliner sebanyak 25 tenant, dan brand clothing lokal yang meningkat sebanyak 64 brand yang akan mendiami 123 buah tenda. Tidak mau kalah, 12 komunitas seni dan sosial juga akan bergabung dalam ajang tahunan terbesar di Bali ini. Selain berbelanja, pengunjung juga bisa mengedukasi diri dengan mengikuti beberapa sesi talkshow bersama Pulau Plastik, Tuan 13, dan Parau.
“PICA Fest bisa diartikan sebagai pembuktian pada masyarakat Bali bahwa clothing lokal di sini juga sangat berkembang dan bisa menunjukkan eksistensi sebagai clothing lokal. Selain itu, PICA Fest amat sangat mendukung komunitas lokal dan musisi Bali yang mana mayoritas pengisi acaranya adalah band-band atau musisi Bali,” sambung Febri.
Ada pun target pengujung yang ingin dicapai perhelatan yang pertama kali diadakan sejak awal 2014 ini adalah lebih dari 60.000 pengunjung. Disinyalir sebagai salah satu festival yang wajib dikunjungi oleh masyarakat Bali tahun ini.
Yudistira Putra, selaku Wakil Ketua PICA Fest pun tidak ingin berhenti di satu titik dan akan terus bergerak maju. “Satu kita pinginnya bikin PICA yang ini jadi terbesar dari yang sebelumnya. Kita sudah lihat di tahun sebelumnya, banyak event-event serupa juga di Bali, jadi dengan adanya mereka bikin kita semangat dan membuktikan bahwa kita yang terbesar di Bali,” ucap Yudistira optimis. (ags)