PLN Gandeng Unud Data Rumah Tangga Belum Terlistriki
(Baliekbis.com), PLN Distribusi Bali kini menggandeng Unud untuk mencari data akurat terkait jumlah rumah tangga yang belum mendapatkan aliran listrik. Survey ke dusun-dusun tersebut juga akan meliputi latar belakang mereka belum memiliki listrik. “Kalau nanti mereka ada yang dari keluarga miskin tentu kita upayakan bisa membantunya agar dapat menikmati aliran listrik,” ujar General Manager Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa saat temu media di Warung Bendega Renon, Selasa (5/9).
Temu dengan awak media yang juga dihadiri para pejabat PLN itu sekaligus merupakan perkenalan Nyoman Suwarjoni Astawa yang akrab disapa Joni ini terkait dengan tugas barunya sejak 22 Agustus 2017 di Bali. Joni sebelumnya sempat malang melintang di dunia kelistrikan mulai dari Jakarta, Ambon, Palu, Maluku, Sumsel dan beberapa daerah lainnya sebelumnya akhirnya pulang kampung ke Bali. Dikatakan tekadnya ingin seluruh rumah tangga di Bali bisa secepatnya menikmati listrik. Saat ini seluruh desa di Bali sudah teraliri listrik bahkan sampai ke dusun-dusun. Namun ada sekitar 5 persen lagi rumah tangga yang belum mendapatkan aliran listrik. “Ini yang masih kita data agar pasti berapa jumlahnya dan kenapa belum bisa terlistriki,” ujar Joni yang sempat mengenyam pendidikan di ITB dan ITS ini. Menurutnya tidak tertutup kemungkinan ada dari mereka itu yang karena tak mampu (miskin).
Dengan pendataan di lapangan yang melibatkan Unud nantinya bisa diketahui kepastiannya. “Kalau ada yang dari keluarga miskin akan kita coba membantunya. Bantuan bisa dari CSR atau akan diusulkan bisa mendapatkan bantuan dari pusat,” ujar Joni. Pemerintah menurutnya memiliki data terpadu TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan). Kalau ada rumah tangga yang belum punya listrik tapi masuk di data terpadu itu, maka pihaknya akan berupaya membantunya. PLN Distribusi Bali tambahnya saat ini terus berupaya agar nantinya seluruh masyarakat (rumah tangga) di Bali bisa menikmati listrik. Saat ini baru 94, 43 persen masyarakat yang menikmati aliran listrik, sisanya 5,57 persen belum. “Jumlah inilah yang sedang didata seperti apa kondisi riil di lapangan,” jelasnya. Berdasarkan data sampai Agustus 2017 ini jumlah pelanggan listrik di Bali mencapai 1,3 juta. Dari jumlah itu terbanyak (81 persen) dari kelompok rumah tangga, disusul bisnis (12 persen) dan paling sedikit yakni sekitar 2 persen dari kelompok sosial. Ditanya perkembangan kelistrikan, Joni mengakui memang sampai Agustus ini pertumbuhan hanya 0,13 persen. Sedangkan tahun lalu mencapai 11 persen. “Jadi ada pelambatan. Ini yang masih dievaluasi. Apa karena ekonomi lesu atau pelanggan sudah melakukan efisiensi,” ujarnya. Joni juga menegaskan kondisi listrik saat ini dalam posisi mencukupi dan aman karena ada kelebihan 32 persen. Kalau growth-nya seperti sekarang dimana untuk posisi aman di angka 30 persen, maka persediaan listrik aman sampai 2018. Tapi kalau growth-nya naik maka harus ada penambahan, apa pembangkitnya atau supplainya. (bas)