PMI se-Bali Belajar Bahasa Isyarat Bareng Anak-anak SLBN 2 Denpasar

(Baliekbis.com), Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi personil PMI dengan semua kelompok masyarakat adalah hal yang sangat penting, oleh karena itu PMI Provinsi Bali melaksanakan kegiatan Pelatihan Bahasa Isyarat yang melibatkan Pengurus, staff dan relawan PMI se Bali, serta lintas sektor terkait antara lain BPBD Provinsi Bali, Dinas Sosial Provinsi Bali, Forum Pengurangan Risiko (FPRB) Bali dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Bali dengan total peserta sejumlah 22 orang.

Pelatihan Bahasa Isyarat dilaksanakan pada tanggal 26-29 Juni 2024 bertempat di Hotel Puri Ayu, Jl. PB Sudirman – Denpasar memasuki hari ke-2 pelaksanaan. Dalam kegiatan ini secara khusus dihadirkan 4 orang perwakilan anak dari SLBN 2 Denpasar yang akan berbagi pengetahuan dan ketrampilan terkait Bahasa isyarat. Dalam kesempatan ini, selain mempraktekkan pengetahuan yang telah didapatkan pada sesi sebelumnya, peserta juga berkesempatan mempaktekkan secara langsung bersama dengan adik-adik SLBN 2 Denpasar.

Ni Komang Namira Darmayanthi, salah satu siswi SLBN 2 Denpasar menyampaikan ucapan senang karena bisa belajar bersama dengan perwakilan dari PMI se-Bali. Senada dengan Namira, salah satu peserta lainnya Putu Indah Cahyani Dewi menyampaikan senang bisa terlibat dalam kegiatan Pelatihan Bahasa Isyarat PMI Provinsi Bali. Untuk selanjutnya Indah berharap agar semua bisa belajar Bahasa Isyarat supaya dapat berkomunikasi dengan teman tuli.

Cintya Karunia Dewi sebagai salah satu peserta pelatihan menyampaikan perasaan senang karena diberikan kesempatan untuk mempelajari Bahasa isyarat. “Saya harap kegiatan ini rutin di laksanakan, sehingga akan lebih banyak lagi orang yang mempelajari dan mengerti mengenai bahasa isyarat” imbuhnya di sela-sela kegiatan pelatihan. Diharapkan melalui kegiatan Pelatihan Bahasa Isyarat Ini yang melibatkan PMI se-Bali dan stakeholder terkait, untuk selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan komunikasi SDM PMI Se Bali dan Stake Holder, sehingga bisa menjadi agen perubahan yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.