Potensi Besar, IPCC Lirik Pengembangan Layanan di Bali-Nusa Tenggara
Melihat perkembangan dan potensi yang begitu besar, IPCC optimis bisa tumbuh sesuai dengan targetnya menjadi terminal kendaraan kelas dunia.
(Baliekbis.com), Mewujudkan menjadi pengelola terminal kendaraan kelas dunia, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) terus melakukan terobosan-terobosanyang dikemas dalam empat langkah strategis yakni integrasi, ekspansi, digitalisasi dan koordinasi.
“Dalam hal ekspansi, Bali dan Nusa Tenggara menjadi sangat strategis karena bisa membantu penyebaran ke daerah timur lainnya,” ujar Direktur Utama IPCC, Rio T.N Lasse didampingi Direktur Komersial & Pengembangan Bisnis Agus Hendrianto, Direktur Operasional & Teknik Andi Hamdani dan Direktur Keuangan & SDM Sumarno pada acara Media Gathering yang berlangsung di Kintamani, Kamis (22/9).
Bahkan menurut catatan Rio, pada November nanti akan ada 800 kendaraan listrik untuk G20 masuk lewat Pelabuhan Benoa. Bali sendiri memiliki tiga lokasi pelabuhan yakni Celukan Bawang, Padangbai dan Benoa. Menurut Rio pengembangan pelayanan ini dalam upaya bisa menekan cost sehingga barang sampai ke konsumen bisa lebih efisien biayanya.
“Selama ini cost masih tinggi karena lewat kontainer. Jadi ke depan Bali bisa sebagai hub sehingga biaya jadi lebih efisien,” jelasnya. Nusa Tenggara juga dinilai sangat besar potensinya sehingga menjadi perhatian IPCC yang tahun 2022 ini mengusung tema “Growth Through Integration”.
IPCC dalam waktu dekat juga akan menambah pelayanannya di Kalimantan, Banjarmasin dan Balikpapan. “Apalagi Kalimantan direncanakan jadi ibukota negara. Sehingga pengembangan ke daerah ini sangat strategis,” tambah Rio.
Masih dalam hal ekspansi, IPCC juga akan mengoperasikan kendaraan/roro di area Pelindo dan ekspansi bisnis ke pelabuhan terkait lainnya yang layak secara komersial dan “future ready’.
Sedangkan tiga strategi lainnya yakni integrasi, digitalisasi dan koordinasi juga dinilai sangat penting. Dalam hal integrasi, perusahaan akan mewujudkan layanan terintegrasi ‘beyond the gate’ yang peluangnya sangat besar, karena bukan hanya di darat, tapi di laut juga ada gate. “Visi IPCC jadi pengelola ekosistem kelas dunia. Jadi bukan hanya main di terminal saja, tapi juga masuk ke ekosistem,” tambahnya.
Rio di awal paparannya mengatakan IPCC terminal kendaraan, pascamerjer setahun lalu sudah banyak yang dilakukan dan semua program bisa konektivitas. “Jadi bisa di tempat lain sehingga dapat saling berhubungan dari satu titik ke titik lainnya. Untuk konektivitas ini kita operasionalkan beberapa terminal seperti Belawan dan Makassar,” jelasnya.
Sementara Agus Hendrianto menambahkan ke depan, layanan terminal kendaraan bisa diperluas, bisa support lebih dari sekadar bongkar muat. Dengan spirit ‘beyond the gate’, IPCC akan masuk ke bisnis baru bahkan yang mendekati ke pabrikan. “Seperti mobil sebelum dari pabrik ke diler, kita bisa masuk di tengah-tengah itu. Tujuannya agar bisa bantu biaya lebih efisien (lebih murah). Jadi IPCC berupaya bantu ringankan biaya logistik nasional termasuk dengan penerapan single billing.
Andi Hamdani mengatakan perkembangan bongkar muat kendaraan seperti truk atau roda 4, selama 2022 ini meningkat karena ekonomi yang membaik, adanya merjer dan membaiknya produksi mobil sehingga hal ini berpengaruh pada kenaikan kargo. (bas)