Prof. Dasi Astawa: PT Jangan Sampai Produksi Pengangguran
(Baliekbis.com), Pengelola perguruan tinggi swasta diminta konsen dengan peningkatan kualitas. Hal itu bertujuan agar jebolannya bisa siap bekerja serta mampu menciptakan pekerjaan. “Jangan sampai perguruan tinggi nantinya malah memproduksi pengangguran,” ujar Koordinator Kopertis Wilayah 8 Prof. Dr. Nengah Dasi Astawa, Selasa (18/7/2017) di sela-sela pertemuan dengan jajaran Kopertis di kantornya.
Dikatakan dalam kerangka tersebut pihaknya kini terus mendorong, mengimbau dan melakukan pengawasan kepada PTS agar selalu konsen dengan peningkatan kualitas. “Sekarang kita tak lagi hanya sekadar menamatkan orang. Orang tak hanya bangga atau berbahagia karena memiliki ijazah. Tapi tamat sarjana benar-benar cakap memiliki kemampuan dan mampu bersaing bekerja serta bisa menciptakan pekerjaan,” ujarnya. Sebab jumlah tamatan di berbagai level pendidikan, dari dasar hingga perguruan tinggi lebih besar dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja. “Jadi pasti ada kelebihan tamatan dan bisa menimbulkan pengangguran. Kita di perguruan tinggi jangan sampai memproduksi pengangguran,” tegasnya serayha menambahkan angka pengangguran sarjana saat ini mencapai 6 persen.
Oleh karena itu pihaknya terus mendorong langkah-langkah peningkatan kecakapan atau kompetensi. Tak ada jalan lain kecuali meningkatkan kompetensi atau kecakapan. Agar nantinya bisa menciptakan kreativitas dan lapangan kerja. Dorongan ini terus dilakukan ke pengelola perguruan tinggi. Yang penting mereka tak melakukan cara-cara yang memberatkan masyarakat/mahasiswa, tapi dilakukan berdasarkan kebutuhan pasar. Jadi anak-anak mesti diajarkan siap kerja dan ciptakan lapangan kerja. Untuk itu harus ada peningkatan iptek dan kecakapan teknis. Contohnya kalau mau kerja di sektor pariwisata maka harus punya kecakapan berbahasa Inggris. Bagi yang suka pekerjaan di dapur harus bisa memasak. Demikian pula mereka yang bekerja di front office dan front liner tentu harus memiliki keterampilan di bidang IT. “Jadi perlu memiliki design skill, soft skill, manager skill dan technical skill. “Dan terakhir spiritual skill yang dsngst penting diberikan agar tak melakukan hal-hal yang tak diinginkan,” jelas Dasi. (bas)