PT BSO Perluas Kerja Sama dengan SMK, Didik 500 Siswa Belajar Wirausaha Produk Organik

Sebanyak lima ratus siswa SMK di Bali mengikuti program Aplikasi Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan di PT Bali SRI Organik (BSO). Selama kurang lebih empat bulan, para siswa akan belajar mengenai pertanian beras organik mulai dari teknik penanaman dan pascapanen, teknik pemasaran hingga terlibat langsung dalam upaya edukasi beras organik ke masyarakat.

(Baliekbis.com), PT BSO (Bali SRI Organik) yang dikenal sebagai produsen beras organik kembali memperluas kerja sama dengan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Denpasar Bali. Penandatanganan MoU dilakukan Selasa (2/7) bertempat di Kantor BSO Jalan Paninjauan No.1 Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Keempat SMK tersebut yakni SMK PGRI 2, SMK Pembangunan, SMK TP 45, dan SMK Bali Dewata. Sebelumnya sejak 2019, BSO juga telah menjalin kerja sama dengan SMKN 2 Denpasar yang berlanjut hingga sekarang.

Penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dilakukan langsung Direktur BSO Indra Nugraha dengan masing-masing SMK. Turut hadir pada acara tersebut Komisaris BSO Ir. IBG Arsana, para kepala sekolah, guru serta siswa, Ketua KPN dan Ketua Kelompok Tani SRI Galih.

Direktur Bali SRI Organik Indra Nugraha di awal sambutannya
mengaku surprise dengan program yang dilakukan SMK dan siswa mau terjun ke pertanian serta belajar pemasarannya.

Indra menjelaskan program kerja sama antara BSO dengan SMK di Bali ini sudah dimulai sejak 2019. Pada awalnya program ini hanya menjalin kerja sama dengan SMKN 2 Denpasar dengan jumlah siswa sebanyak 150.

“Pilot project di 2019 memberikan hasil yang positif. Karena itu kita perluas lagi dengan beberapa SMK dan sampai saat ini sudah ada 500 siswa yang belajar di BSO,” jelasnya.

Dijelaskan para siswa SMK ini sangat kreatif dalam mempromosikan produk organik sehingga dampaknya sangat positif. Adanya kerja sama ini, diharapkan para siswa dapat mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari di bangku sekolah langsung ke lapangan serta termotivasi untuk menjadi wirausahawan di bidang pangan organik.

“Melalui program ini dapat menambah pengetahuan khususnya kaum gen z untuk mengetahui pertanian secara luas dan produk organic secara khusus serta dampak dari bertani organic jangka pendek dan jangka panjang,” tambah Indra.

Siswa juga menjadi lebih tahu dunia usaha, tertarik pada pertanian, mampu membuat sistem akuntansi, mengasah kreativitas dan mengetahui kondisi pertanian khususnya Bali. Bagi BSO kehadiran siswa membantu dalam menginformasikan pertanian organik.

Komisaris PT BSO Ir. IBG Arsana mengatakan minat petani mengembangkan produk (padi) organik terus meningkat. Dalam menggandeng petani untuk pengembangan beras organik, PT BSO menyediakan segala kebutuhan saprotan (sarana produksi tanaman. “Petani cukup siapkan lahan, untuk pengolahan tanah kita gunakan traktor,” ujar Gusde Arsana yang alumni IPB Bogor ini.

Dikatakan, kehadiran BSO pada intinya membantu membina petani dari bertani secara konvensional dimana selama ini menggunakan pupuk kimia agar beralih ke organik. “Sumber bahan baku untuk pupuk organik ini cukup banyak sehingga kalau dikelola akan mampu mengurangi biaya produksi pembelian pupuk kimia. Dengan pupuk organik, struktur tanah menjadi lebih baik selain produk yang dihasilkan menjadi sehat. Dan sudah tentu harga produk organik lebih tinggi dan ini akan mempercepat kesejahteraan petani,” jelas Gusde Arsana yang mantan dirut bank ini.

Dalam MoU, disepakati program ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang bertani organik agar kalangan muda mengerti manfaat dari bertani organik dan tentunya mulai mengkonsumsi pangan organik sejak dini. Program ini juga untuk mendukung mata pelajaran kewirausahaan dan/atau mata pelajaran lain baik yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan program ini.

Kepala SMK Negeri 2 Denpasar Drs. I Dewa Bagus Ketut Wartawan yang saat ini memasuki pensiun mengatakan
sangat mendukung program organik yang dilakukan PT BSO. Selain berkaitan langsung dengan pola hidup sehat dengan produk organik juga hal ini sangat mendukung program ketahanan pangan.

“Dengan melihat dan merasakan langsung manfaat produk organik ini, kita harapkan ke depannya ada siswa yang terjun ke pertanian organik. Peluangnya dari sisi bisnis juga bagus sepanjang dikelola secara profesional. Siswa dapat belajar langsung di dunia nyata,” tambahnya. (bas)