Puncak Karya Pedudusan Alit dan Ngenteg Linggih di Dwijendra
(Baliekbis.com),Tantangan dunia pendidikan, dirasakan cukup berat. Ke depannya dituntut untuk bisa mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan di era digital industri 4.0 ini. Hal tersebut diucapkan Ketua Yayasan Dwijendra Dr. I Ketut Wirawan, SH, M.Hum, Selasa (12/11/2019) disela-sela acara puncak karya pedudusan alit dan ngenteg linggih di Dwijendra.
Menurutnya, tujuan pembelajaran di sekolah atau Perguruan Tinggi bukan hanya sekadar nilai-nilai yang bagus di atas kertas. Namun yang tak kalah penting dari capaian akademik tersebut adalah terbangunnya sikap mental yang baik dari peserta didik.
“Oleh karena itu, guna mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan dengan berbagai upaya, baik dari sekala maupun niskala, sebagaimana yang menjadi keyakinan umat Hindu di Bali,” ujarnya.
Dikatakan, upacara ini sendiri merupakan upaya mempersiapkan segenap civitas akademika Dwijendra secara spiritual agar siap menghadapi perkembangan yang ada ke depannya.
“Upacara ini kita laksanakan secara spiritual dengan melibatkan seluruh civitas akademika baik guru, dosen, pegawai, mahasiswa maupun siswa agar siap menghadapi perkembangan dunia pendidikan yang mengarah pada era industri 4.0,” ucapanya.
Setelah upaya spiritual ini, terang Ketut Wirawan akan dilakukan upaya peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga-tenaga pendidik yang ada di Dwijendra. Mereka akan diberikan pelatihan-pelatihan agar kemampuan mendidik dan mengajarnya semakin meningkat.
“Yang ditingkatkan adalah kompetensi, diadakan pelatihan-pelatihan untuk para guru-guru dan dosen sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Juga mereka akan diberikan pengetahuan psikologi anak didik yang juga perlu ditingkatkan. Karena setiap anak itu kan memiliki bakat yang berbeda-beda, sehingga anak itu dalam belajar merasa senang tanpa ada paksaan,” imbuhnya.
Upacara yang dilaksanakan 15 tahun sekali ini dipuput oleh empat orang Pandita (Peranda) masing-masing Ida Pedanda Wayahan Wanasari dari Gria Wanasari Sanur, Ida Pedanda Gede Pasuruan Manuaba (Gria Megelung, Sangeh), Ida Rsi Wayabiye Suprabu Sugata Karang ( Buduk, Mengwi) dan Ida Pedanda Gede Diatmika (Gria Gede Telaga, Klungkung). (sus)