Puri Kauhan Ubud Luncurkan Sastra Saraswati Sewana II: Air Sumber Kehidupan, Penyembuh Peradaban
(Baliekbis.com), Puri Kauhan Ubud kembali meluncurkan rangkaian program Sastra Saraswati Sewana untuk tahun kedua (Senin, 17/01/2022), di Jakarta. Pada 2021 lalu, Sastra Saraswati Sewana menyelenggarakan rangkaian apresiasi bahasa dan kreasi sastra bertajuk “Pamarisudha Gering Agung” (Penyembuhan Pandemi). Untuk 2022 ini, Sastra Saraswati Sewana mengambil tajuk “Toya Uriping Bhuwana, Usadhaning Sangaskara” yang artinya Air Sumber Kehidupan dan Penyembuh Peradaban.
Dalam pembukaan launching yang dimulai pukul 19.00 WIB, AAGN Ari Dwipayana selaku ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud menjelaskan bahwa tema tersebut diangkat sebagai inisiatif gerakan kesadaran untuk menjaga, melakukan konservasi dan memuliakan air yang memiliki arti penting dalam laku kehidupan masyarakat Bali.
“Air adalah sumber kehidupan dalam masyarakat agraris. Bali memiliki warisan institusi dan teknologi untuk mengatur tata Kelola air yang disebut Subak,” tandas Ari dalam pidato sambutannya.
Meskipun begitu, sulit dipungkiri bahwa peradaban air saat ini sudah mengalami pergeseran, sejalan dengan budaya industri yang menggeser episentrum peradaban ke jalan raya, airport, dan sebagainya. Dan yang memprihatinkan, dunia saat ini juga mulai mengalami krisis air yang ditandai dengan kelangkaan air bersih, penurunan debit air, intrusi air laut, dan sebagainya. Air yang disucikan juga mulai tercemar oleh limbah dan sampah.
“Menghadapi krisis air, Yayasan Puri Kauhan Ubud mengambil inisiatif melakukan edukasi, literasi dan advokasi melalui gerakan kesadaran untuk menjaga dan memuliakan air dengan tajuk Toya Uriping Bhuwana, Usadhaning Sangaskara,” tegas Ari dalam pidatonya.
Bukan sekedar berwacana, gerakan kesadaran ini akan melakukan penataan ekosistem secara holistik, terintegrasi yang dipusatkan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Oos, yang diharapkan menjadi role model penataan ekosistem sungai berbasis kearifan local dan budaya Bali. Penataan akan menempatkan Segara-Wukir, Laut dan Gunung sebagai kesatuan yang tak terpisahkan.
“Karena itu, Puri Kauhan Ubud memanggil semua pihak untuk terlibat, berpartisipasi, bergerak dalam gerakan kesadaran ini,” tandas Ari.
Menyambung pidato sambutan, dalam dialog yang dipandu moderator Putu Dian, Ari Dwipayana juga menegaskan bahwa gerakan kesadaran “Toya Uriping Bhuwana, Usadhaning Sangaskara” ini merupakan aksi nyata untuk mengaktualisasikan kepedulian terhadap lingkungan.
“Menjaga, memuliakan alam, adalah konsep yang sangat kunci dan penting di Bali,” tukas Ari Dwipayana yang juga menjabat sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden.
Selain diluncurkan secara luring di Jakarta, Sastra Saraswati Sewana II ini juga ditayangkan secara langsung melalui Puri Kauhan Ubud TV. Pelaksanaan program juga akan melibatkan civitas akademik dari tiga perguruan tinggi, yaitu Universitas Hindu Negeri IGB Sugriwa, Universitas Hindu Indonesia, dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan. Selain itu juga melibatkan berbagai komunitas krama Bali yang peduli pada konservasi air. (ist)