Putra Suteja Pimpin IDI Bali
(Baliekbis.com), Ikatan Dokter Indonesia(IDI) wilayah Bali melaksanakan pelantikan Pengurus Terpilih untuk masa bhakti 2017-2020, pada Minggu (14/1) di Auditorium FK Unud Sudirman. Pelantikan pengurus dilakukan oleh Ketua PB IDI Prof.Dr. Ilham Oetama Marsis, SPOG(K) dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Drs. I Ketut Sudikerta yang juga Calon Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023. Para Pengurus IDI Wilayah Bali terdiri dari Ketua Dr. I Gede Putra Suteja, Wakil Ketua Dr. I Wayan Sudana,M.Kes, Sekretaris Dr.dr. I Made Sudarmaja, M.Kes, Wakil Sekretaris Dr. Eka Kusmawan.Sp.B dan Bendahara Dr.dr.Desak Made Wihandani,M.Kes. Kepengurusan ini dilengkapi bidang masing-masing.
“Indonesia tertinggal dibanding dengan negara-negara Asean lainnya dalam penggunaan high technology di bidang medis. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka kita harus melatih tenaga medis kita khususnya dalam penggunaan IT. Saya khawatir pada tahun mendatang dokter-dokter dari kawasan lain di Asean yang bekerja di Indonesia lebih diminati ketimbang dokter kita. Hingga saat ini kita hanya mampu bersaing dengan dokter-dokter spesialis dan subspesialis sedangkan dokter umum belum,” ujar Ketua PB IDI Pusat Prof.Dr.Ilham Oetama Marsis, SPOG(K).
Sebagai antisipasinya, pendidikan kedokteran harus lebih diarahkan dalam penggunaan high technology yang masih kurang agar bisa kompetitif dengan tenaga medis luar. “Kita juga sangat tertinggal dalam penerapan penggunaan teknologi pengobatan dengan menggunakan sel seperti di Singapura. Ini menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan kualifikasi dokter-dokter umum,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Drs.I Ketut Sudikerta, mengucapkan selamat kepada jajaran pengurus yang baru dilantik. “Semoga para pengurus baru mampu untuk melayani kesehatan masyarakat kecil yang belum terlayani,” ucapnya. Untuk diketahui masyarakat Bali yang belum ter cover masalah kesehatannya presentasinya masih tinggi. Karena itu bagi pemerintahan Provinsi Bali ke depan masalah kesehatan masyarakat Bali harus menjadi prioritas dan gratis.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga medis yang profesional sehingga bisa bersaing dengan dokter dari luar negeri. Jika dokternya berkualitas dan berdaya saing tinggi hendaknya juga dibarengi dengan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. Jika tidak, maka semuanya tidak ada manfaatnya. Hal ini merupakan tugas pemerintah untuk melengkapi sarana dan prasarana tersebut. Untuk mengakses pelayanan kesehatan yang mencakup kota-kota dan desa-desa kecil di Bali, maka pemerintah terus berupaya membangun rumah sakit-rumah sakit pratama di seluruh Bali.
“Kekhawatiran Ketua IDI Pusat memang perlu menjadi perhatian kita. Namun menurut saya, apa yang menjadi kekhawatiran ketua IDI itu untuk wilayah Indonesia yang begitu luas cakupannya, sedangkan Bali kan wilayahnya kecil ya tentu ukurannya lain. Apalagi kita daerah pariwisata ya penggunnaan teknologi tinggi dalam bidang kedokteran mutlak diperlukan,” tutup Ketua IDI Bali dr.I Gede Putra Suteja yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. (ist)