Putu Metta: Tinggi Tingkat Kesenjangan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan
(Baliekbis.com),Berdasarkan data yang ada dirasakan masih ada kesenjangan gender pada beberapa aspek pembangunan di Kota Denpasar.
Menurut Anggota Komisi I DPRD Kota Denpasar Putu Metta Dewinta Wandy,SH yang ikut dalam Pansus Ranperda Pengarusatamaan Gender, profil statistik gender yang tersedia belum menampilkan sepenuhnya gambaran tentang kondisi kesetaraan dan keadilan gender (KKG) di Kota Denpasar.
“Sebab masih dirasakan ada data yang belum terpilah dengan baik,” ujar politisi Golkar yang duduk di dewan untuk kedua kalinya ini, Jumat (17/1/2020). Dari data yang ada kesetaraan gender meliputi indikator pendidikan, kesehatan, ekonomi, sektor publik, dan lainnya.
Menurut Putu Metta secara garis besar, kesetaraan gender di Kota Denpasar tercermin dari indikasi pembangunan gender (IPG) dan indikasi pemberdayaan gender (IDG). Data tahun 2017, IPG 96,88 dan IDG 58,80 dan tahun 2018 IPG 96,89 sedangkan IDG 59,09.
“Kalau melihat indikator IPG untuk kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki masih dirasakan ada kesenjangan. Sedangkan dari IDG masih dirasakan rendah yakni peran gender dalam bidang sosial, ekonomi dan politik untuk keterwakilan perempuan, baik itu di parlemen, tenaga profesional maupun dalam setiap sumbang pendapat,” ucapnya.
Ditambahkan Metta, semestinya dalam kesetaraan gender adalah bisa menyamakan kondisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar ikut berperan dan berpatisipasi dalam berbagai kegiatan. Seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan terimanya di Kota Denpasar dan Bali pada umumnya.
“Pengarusatamaan gender merupakan sebuah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di setiap daerah,” tambahnya. (sus)