Rai Mantra Ciptakan Karakter Kemandirian, Bukan Karakter Pengemis
(Baliekbis.com), Program, visi dan misi dua pasangan calon (paslon) Gubernur Bali rupanya sudah mulai dikritisi dan ditanggapi masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke atas. Salah satunya datang dari para pelaku pariwisata di Bali. Tokoh pariwisata Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin (19/2) mengatakan, program, visi dan misi dari kedua paslon tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dari kelebihan dan kekurangan itu, menurut Ngurah Wijaya, program, visi dan misi dari Paslon Mantra-Kerta dinilainya lebih mendapat di hati masyarakat Bali. “Saya berbicara objektif saja, tidak bermaksud membela siapa-siapa. Masyarakat Bali seharusnya paham betul dalam memilih pemimpinnya. Mungkin karena visi Prof Ida Bagus Mantra (ayah Rai Mantra), maka program-program yang ditawarkan paslon Mantra-Kerta lebih mandiri, lebih berkarakter. Apa yang diajukan Mantra-Kerta itu karakter kemandirian. Masyarakatnya diberdayakan,” ujarnya.
Kubu paslon Mantra-Kerta tidak memanjakan masyarakat dengan pemberian, dengan janji-janji sejumlah dana atau uang. “Masyarakat memang harus dibantu dan ini sudah menjadi tugas pemerintah untuk membantu masyarakat. Tetapi jangan sampai dikemas terkesan memanjakan masyarakat atau masyarakat terus dihadiahi Bansos, Hibah, dana desa dan sebagainya. Itu merupakan hak masyarakat. Masyarakat memang harus dibantu, tetapi bantuan itu harus membuat masyarakat mandiri, bukan hadiah terus menerus,” ujarnya.
Menurutnya, warga Bali itu budayanya mandiri, karakternya kuat, punya mental pejuang. Jangan sampai dengan kemasan program yang keliru, karakter masyarakat mundur, jadi konsumtif, jadi peminta-minta dan seterusnya. Menurut Wijaya, sepertinya Mantra-Kerta yang visioner tahu betul kalau Bali ini punya segalanya. Bali punya pariwisata, Bali punya budaya, Bali itu punya alam yang indah, Bali itu punya keramahtamahan warganya. Ini modal utama yang membuat Bali itu sangat mandiri. Bali juga tidak membutuhkan investor dari luar yang membuat Bali rusak baik secara alam maupun budayanya. Itulah sebabnya, dalam beberapa penjelasan program Rai Mantra disebutkan akan memperkuat LPD, menciptakan ekonomi kreatif berbasiskan budaya Bali. “Kita tidak ingin banyak ekspansi dari luar. Kapan orang Bali mandiri, kapan orang Bali bangkit kalau pemimpinnya tidak visioner dan hanya mengandalkan uang,” ujarnya.
Pembangunan Bali yang mengharapkan investor asing akan bertentangan dengan banyak hal terutama daya dukung Bali yang terus menurun. Saat ini ancaman krisis air bersih mengancam, krisis energi juga mengancam, sumber daya alam minim, lahan Bali semakin sempit. “Kalau tidak menciptakan kemandirian masyarakat mulai sekarang maka Bali akan habis. Program Tri Mandala itu bisa dipahami secara keliru sebagai setiap pesisir itu bisa dibangun apa saja. Kalau tidak dijelaskan, semua akan musnah. Habislah Bali ini,” ujarnya. (kos)