Rai Mantra Jadi Keynote Speaker di Ajang Future City Summit 2019
(Baliekbis.com), Ajang bertemunya para delegasi pariwisata dari berbagai negara di dunia kembali digelar. Kegiatan bertajuk Future City Summit tahun 2019 digelar di Bali yang telah dibuka secara resmi pada 12 Januari dan akan berlangsung hingga 17 Januari mendatang. Serangkaian acara tersebut Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra diundang khusus menjadi keynote speaker pada kegiatan Public Private Partnership By Youth yang diselenggarakan di Ruang Nusantara, Kampus UNUD Sudirman, Senin (14/1). Adapun kegiatan tersebut turut diikuti ratusan peserta yang berasal dari berbagai negara di dunia. Seperti halnya China, Bangladesh, Malaysia, Pakistan dan lain sebagainya.
Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra turut membawakan materi tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kota Denpasar. Dalam paparanya Rai Mantra menekankan tiga hal penting yang telah dilakasanakan di Kota Denpasar. Hal ini meliputi Orange Ekonomi, Ekonomi Kreatif dan Smart City.
“Tiga hal ini (Orange Ekonomi, Ekonomi Kreatif dan Smart City) terus kita maksimalkan dalam mendukung pengembangan pariwisata di Kota Denpasar,” jelas Rai Mantra.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa perkembangan dunia pariwisata saat ini tentu memberikan dampak positif dan negatif. Sehingga pembangunan infrastruktur dan daya tarik wisata baru juga penting untuk diperhatikan sehingga mampu memberi keseimbangan bagi pembangunan daerah.
“Infrastruktur juga penting dalam pengembangan dunia pariwisata, pembangunan berbasis comunity based ini juga terus digalakkan Pemkot Denpasar yang kedepan dapat menjadi daerah wisata baru,” ujar Rai Mantra.
Menurut Rai Mantra, di Denpasar sendiri pengembangan Orange Ekonomi dan Ekonomi Kreatif tentu menjadi ciri khas Kota Denpasar. Dimana, jika dilihat dengan destinasi wisata yang ada di dunia tentu memiliki daya tarik yang juga tak kalah. Namun di Kota Denpasar Pariwisata Budaya menjadi fokus pengembangan. Sehingga pengembangan pariwisata yang bermuara pada meningkatnya perekonomian dapat berinteraksi dengan budaya, tradisi dan kearifan lokal masyarakat Denpasar.
“Adanya interaksi antara pariwisata, ekonomi dan budaya inilah yang dapat dikatakan sebagai orange ekeonomi dan ekonomi kreatif, sedangkan seluruh elemen pembangunan terintegrasi menjadi sebuah jaringan yang disebut smart city, di denpasar itu adalah Pariwisata Budaya, bukan Budaya Pariwisata,” ungkap Rai Mantra.
Dalam kesempatan tersebut Rai Mantra juga turut mengtakan bahwa Denpasar adalah Kota Dengan indeks pariwisata terbaik di Indonesia. Sehingga jangan sampai tumbuhnya pariwisata dapat mengancam keberadaan seni, budaya, tradisi dan kearifan lokal yang merupakan warisan leluhur, melainkan mampu saling menguatkan satu sama lain dengan tetap bergerak sesuai dengan pakem yang ada. “Pariwisata itu tumbuh harus menguatkan kebudayaan masyarakat Bali yang sangat berkharisma dan memiliki daya tarik yang khas,” ujar Rai Mantra. (pur)