Rai Mantra Paparkan Beragam Inovasi, Tekankan Layanan Kesehatan Terintegrasi
(Baliekbis.com), Serangkaian kegiatan Ekspose Pembangunan Daerah yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan di Bali pada 23 – 24 April 2019, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra didapuk menjadi salah satu pembicara pada event yang menggandeng media nasional dan lokal tersebut. Dimana, dalam kesempatan tersebut, beragam inovasi Kota Denpasar dalam bidang kesehatan dipaparkan dihadapan puluhan peserta yang hadir di Swiss-Belrsort Watu Jimbar, Sanur Denpasar, Selasa (23/4) malam. Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F. Moeloek, Wakil Guberur Bali, Tjokorda Artha Ardana Sukawati, OPD terkait serta puluhan wartawan media lokal dan nasional.
Dalam paparanya, Rai Mantra menjelaskan beragam inovasi khususnya di Bidang Kesehatan yang digalakkan Pemkot Denpasar. Hal ini tak lepas dari konsep pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan. Sehingga pelayanan kesehatan yang paripurna dapat diberikan kepada masyarakat mulai dari ibu hamil, balita, hingga meninggal dunia. “Pelayanan kesehatan yang paripurna terus kami galakkan sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat dari lahir hingga meninggal,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan, beragam inovasi yang dikemas dalam beberapa sektor mulai dari rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial hingga perlindungan sosial. Sektor inilah yang dilaksanakan melalui berbagai proggram. Mulai dari posyandu, pemberian makanan tambahan, kelas ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, stimulasi dan deteksi tumbuh kembang anak, gemarikan, pemberian garam beryodium, pelayanan kesehatan peduli remaja, konseling pra nikah, gemar tersyantik, pembentukan kader pendamping ASI serta beragam inovasi bidang kesehatan yang terus dimaksimalkan.
“Pemerintah Pusat saat ini fokos untuk menangani stunting, dan sebagian besar kegiatan penanganan stunting ini telah kami laksanakan di Kota Denpasar, serta peran Posyandu sangat signifikan sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar di banjar-banjar, terbukti di Denpasar kasus stunting terus menurun dari 20,7 persen di tahun 2015 menjadi 9,5 persen di tahun 2017,” kata Rai Mantra.
Selain itu, Rai Mantra juga turut memaparkan tentang pelayanan inklusif di Kota Denpasar. Seperti halnya layanan kesehatan dengan metode home care yang dikenal dengan Damakesmas, layanan antar jemput jenasah gratis (Pantastis), wahana pengembangan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dikenal dengan Rumah Berdaya. Serta komitmen pengurangan sampah plastik melalui Perwali Nomor 36 Tahun 2018. “Pelayanan kesehatan itu tidak hanya tugas Dinas Kesehatan, tapi seluruh OPD yang terintegrasi sehingga permasalahan lebih tepat sasaran,” jelasnya.
Sementara, Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F. Moeloek turut mengapresiasi segala program kesehatan di Kota Denpasar. Pihaknya mengajak seluruh daerah untuk dapat meniru beragam inovasi yang dilakukan Pemeruntah Kota Denpasar yang telah berhasil menurunkan stunting. “Fokus kita saat ini menurunkan stunting, namun tetap memberikan layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, dan daerah lain wajib meniru beragam inovasi ini, kalau kita sehat maka kita bisa bekerja untuk kesejahteraan,” terangnya. (ags)