Rai Mantra: Penataan Pasar Tradisional untuk Meningkatkan Daya Saing
(Baliekbis.com),Kampanye pasangan calon (Paslon) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) Rabu (21/2) mendatangi beberapa pasar tradisional di Bali di antaranya Pasar Tradisional Kreneng dan Pasar Tradisional Sanglah Denpasar. Hal yang sama juga dilakukan Cawagub I Ketut Sudikerta yang mendatangi Pasar Tradisional Batukandik dan Pasar Gunung Agung dan beberapa pasar lainnnya. Ketokohan Rai Mantra ternyata memang sudah dikenal oleh ibu-ibu di pasar tradisional Kota Denpasar. Ketika memasuki pasar, Rai Mantra langsung diserbu dan disalami ibu-ibu yang sedang berjualan di pasar. “Kami sudah kenal Bapak Rai Mantra. Beliau Walikota Denpasar. Sekarang baru tahu lagi kalau Bapak Rai Mantra Calon Gubernur Bali,” ujar Wayan Sunarti, penunggu barang dagangan di Pasar Kreneng Denpasar, Rabu (21/2).
Menurut Rai Mantra, sekarang saatnya menata pasar tradisional berkelas modern. “Kalau untuk wilayah Kota Denpasar, banyak pasar tradisional yang sudah ditata menjadi pasar modern. Kebersihannya dijaga, penataannya berkelas, bangunannya juga ditata. Pasar tradisional tidak boleh kalah dengan pasar modern, tidak boleh kalah dengan mall dan supermarket,” ujarnya. Untuk Kota Denpasar, hampir seluruh pasar tradisional yang dikelolah Pemkot sudah ditata. Bahkan, ada satu pasar yang sudah dikenal secara global yakni Pasar Sindu di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan. Pasar Sindu sudah dikenal secara global karena penataannya memperhatikan berbagai unsur seperti ekonomi, kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan dan agama. Bahkan, pengolahan limbah pasarnya sudah dilakukan dengan teknologi modern.
Menurut Rai Mantra, sekarang saatnya pasar tradisional seluruh Bali ditata, berkelas modern, harga bersaing. Konsepnya, jangan sampai orang enggan belanja di pasar tradisional karena kotor, becek, barang-barangnya tidak berkualitas. “Kita ingin agar pasar tradisional berubah wajahnya. Bersih, rapi, tertata, sebagaimana layaknya pasar modern. Kita ingin agar kualitasnya barang sama, sementara harganya lebih murah,” ujarnya. Pasar tradisional di Bali harus ditata seperti pasar modern karena dalam pasar tradisional itu menjadi tempat transaksi kebanyakan rakyat kelas menengah ke bawah, masyarakat kebanyakan dan harganya bersaing. “Yang masuk masuk mall itu orang kaya, berduit. Sementara rakyat kecil yang jumlahnya lebih banyak sudah pasti ke pasar tradisional. Makanya rakyat harus dibuat nyaman berbelanja, pedagang nyaman berjualan, tidak bau, tidak becek dan sebagainya,” ujarnya.(kos)