Rai Mantra: Program Nawacandra Jadikan Bali Shanti dan Jagadhita
(Balekbis.com), “Hari ini, bagi saya, merupakan hari bersejarah, di mana hari ini merupakan hari pertama saya menapakkan kaki secara tegas pada sebuah titik etape dalam perhelatan demokrasi untuk kepemimpinan Bali lima tahun mendatang. Perlu saya tegaskan, saya berada di sini untuk menjawab permintaan berbagai kalangan masyarakat dari seluruh penjuru Bali yang sejak lama meminta saya agar bersedia mengabdikan diri sebagai pelayan masyarakat Bali,” ujar Cagub Bali Rai Mantra dalam pidato politiknya saat mendaftar di KPU Bali bersama pasangannya Ketut Sudikerta, Selasa (9/1). Sebagaimana diketahui, pasangan calon yang dikenal dengan Mantra-Kerta ini diusung KRB (Koalisi Rakyat Bali) yang terdiri lima parpol yakni Golkar, Demokrat, Gerindra, NasDem dan PKS.
“Mulanya permintaan itu saya anggap biasa saja. Namun ketika kian hari desakan itu semakin kuat, maka saya pun menyambutnya dengan sungguh-sungguh sebagai penghormatan terhadap masyarakat Bali yang menaruh kepercayaan pada diri saya. Setelah melalui sekian banyak dinamika positif, hari ini kami berdiri di sini untuk tegas menyatakan bahwa kami siap melayani masyarakat Bali dengan sepenuh hati dan jiwa kami,” jelasnya.
Sebagai bentuk konkrit dari kesiapan tersebut, jika dipercaya memimpin Bali lima tahun ke depan, Rai Mantra mengatakan akan melakukan langkah-langkah untuk mengajegkan Bali dengan mengembalikan kemurnian Genus dan Taksu Bali yang beberapa dasawarsa terakhir tergerogoti oleh berbagai praktek yang didorong oleh kepentingan-kepentingan pragmatis.
Dalam upaya menyejahterakan masyarakat, pihaknya akan memajukan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif berbasis kearifan budaya lokal secara berkeadilan di sembilan kabupaten/kota. Kombinasi kedua konsep ekonomi tersebut akan memberi nilai tambah pada semua aspek kehidupan dan sangat ramah lingkungan. “Dengan cara itu industri pariwisata Bali akan semakin berkualitas sebab disokong oleh industri kreatif yang memungkinkan terbukanya ratusan bahkan ribuan lapangan kerja baru,” ujar Rai Mantra yang saat ini masih menjabat Walikota Denpasar ini.
Kombinasi dari semuanya akan memungkinkan masyarakat tani, buruh, nelayan, kaum profesional, serta pegawai negeri, berada dalam sebuah ekosistem ekonomi yang sehat dan saling menguntungkan. Di luar itu, sektor pertanian wajib kami jaga dan tingkatkan nilai tambahnya, karena bagi orang Bali, pertanian tak semata urusan pangan, melainkan terkandung juga nilai budaya dan spiritualitas. Langkah tersebut sekaligus menegaskan sikapnya mengeliminir praktek-praktek yang merusak keseimbangan alam Bali. “Dengan demikian saya konsisten dengan sikap saya yang dari dulu dan sampai kapan pun secara tegas menolak reklamasi Teluk Benoa sebagai bentuk perlindungan terhadap kelestarian alam dan budaya Bali sebagaimana direkomendasikan para ahli,” ujar Rai Mantra yang dikenal santun namun tegas ini.
Untuk menjamin semua itu, ia akan mengupayakan terciptanya birokrasi yang bersih bebas praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Secara rinci pihaknya kami telah menyusun visi, misi, strategi, dan program pembangunan yang kami namai Nawacandra, yakni sembilan agenda pembangunan menjadikan Bali Shanti dan Jagadhita berlandaskan Tri Hita Karana. “Semoga pikiran, niat, dan upaya baik berdatangan dari segala arah,” ujar Rai Mantra mengakhiri pidato politiknya yang disambut meriah ribuan pendukungnya. (sus)