Rai Mantra Tekankan Pemajuan Kebudayaan, Padukan Tradisi dan Modernisasi Dalam Orange Ekonomi
(Baliekbis.com), Sebagai upaya untuk terus mendukung pemajuan kebudayaan sebagai warisan yang adi luhung, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Bali kembali melaksanakan Seminar Nasional dengan menyasar seluruh mahasiswa dan civitas akademika IKIP PGRI Bali. Kegiatan yang kali ini mengangkat tema ‘Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Melalui Seni Budaya Nusantara’ dibuka Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra yang ditandai dengan pemukulan Gong di Gedung Serba Guna IKIP PGRI Bali, Jumat (31/5).
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra didapuk menjadi Keynote Speaker. Selain itu, terdapat tiga narasumber yang berasal dari kalangan praktisi yakni Prof. I Nyoman Suarka, Prof. I Wayan Dana, dan Dr. Lucky Wijayanti. Turut hadir Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, Pimpinan YPLP IKIP PGRI Bali serta pejabat di lingkungan IKIP PGRI Bali.
Dalam paparanya, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra menekankan bahwa saat ini seni, budaya dan kearifan lokal menjadi perhatian serius berbagai kalangan, baik skala lokal maupun nasional. Hal ini dapat dilihat dari keluarnya UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. Sehingga, diharapkan mampu menjadi wadah dalam mendukung kelestarian dan pengembangan kebudayaan nusantara.
“Saat ini seni dan kebudayaan merupakan wahana yang dapat memberikan implikasi terhadap peningkatan harkat dan martabat bangsa, hal ini lantaran seni budaya bersifat dinamis yang dapat tergabung dalam segala bidang sebagai bagian dari kearifan lokal masyarakat,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, seni budaya sangat erat kaitanya dengan pendidikan. Pun demikian, keberadaan IKIP PGRI sebagai pencetak calon guru diharapkan terus menginspirasi tumbuhnya guru-guru yang paham akan kebudayaan. Dimana, keberadaan seni budaya saat ini bukan hanya penampilan secara fisik semata, melainkan kemampuan akal, budi manusia dalam mnciptakan sehingga mampu menghasilkan empati juga dapat digolongkan sebagai seni.
“Pemajuan kebudayaan bukan hanya menjadi tanggung jawab guru seni budaya saja, melainkan seluruh guru dan seluruh elemen masyarakat, sehingga seni budaya Bali ini mampu menghasilkan karakteristik yang khas dan metaksu,” kata Rai Mantra.
Dalam kesempatan tersebut Rai Mantra juga menekankan bahwa pengembangan seni tidak hanya dapat dilakukan secara sakral semata. Namun lebih jauh dari pengembangan seni profan dapat dikolaborasikan dengan perkembangan modernisasi. Hal inilah yang nantinya dikenal dengan istilah ekonomi kreatif yang bermuara pada pengembangan sektor Orange Ekonomi.
“Perpaduan antara tradisi dengan modernisasi inilah yang akan membentuk ekonomi kreatif yang nantinya akan bermuara pada orange ekonomi sebagai upaya mendukung pemajuan kebudayaan yang beriringan dengan modernisasi dan digitalisasi, dan seminar ini merupakan langkah kecil yang berdampak besar, sekarang tinggal aksinya saja setelah didapatkan kajian dari para ahli,” papar Rai Mantra.
Sementara, Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta mengatakan bahwa pelaksanaan seminar ini dengan harapan secara jangka panjang dapat menggali nilai-nilai pendidikan nusantara secara berkelanjutan. Sehingga seluruh mahasiswa yang notabene merupakan calon guru dapat dibekali pendidikan karakter, yang kelak dapat diaktualisasi berdasarkan norma yang bersifat kontekstual dan kultural.
“Kami berharap kedepanya seluruh mahasiswa mampu menjadi lulusan yang mengedepankan pendidikan karakter serta menjadi bagian dari pemajuan kebudayaan nusantara, khususnya kebudayaan Bali,” jelasnya. (ags)