Rai Wirajaya: Formula “Cuci Otak” dan “Cuci Hati” Atasi Investasi Bodong
(Baliekbis.com), Anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan, I Gusti Agung Rai Wirajaya mengaku prihatin terkait masih tingginya korban investasi bodong. Bahkan total kerugian masyarakat akibat investasi bodong ini mencapai triliunan rupiah.
Saat menjadi salah satu pembicara dalam Seminar Nasional “Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dalam Mencegah Investasi Bodong di Indonesia” Sabtu (29/12) yang digelar Fakultas Hukum UNR di Auditorium Kampus UNR, Rai Wirajaya berbagi tips kepada mahasiswa agar terhindar dari investasi bodong.
Rai Wirajaya menawarkan dua formula jitu agar masyarakat Bali terhindar dari investasi bodong dan ikut berperan memerangi investasi bodong yang ditawarkan dengan berbagai iming-iming. Dua formula itu ia sebut sebagai “cuci otak” dan “cuci hati.” “Masyarakat perlu ‘dicuci otak dan hatinya’ agar tidak mudah tergiur investasi bodong atau malah ikut mengajak orang lain bergabung ke investasi ilegal ini,” tegas Rai Wirajaya.
Pertama, “cuci otak” maksudnya, terang Rai Wirajaya, masyarakat harus dibekali dengan edukasi, pemahaman bagaimana mengenali ciri-ciri investasi bodong agar terhindar dan tidak menjadi korban. Disinilah juga peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan instansi terkait lainnya agar semakin gencar mengedukasi masyarakat. Termasuk juga perguruan tinggi di Bali harus menjadikan edukasi dan literasi investasi kepada masyarakat menjadi salah satu progam strategis dalam konteks menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi baik pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Masyarakat itu mudah lupa dengan rekam jejak dan cerita kelam investasi bodong di masa lalu yang menimpa ribuan masyarakat hingga kerugian ratusan miliar bahkan triliunan. Jadi otak mereka harus terus dicuci dan diedukasi tentang cara berinvestasi yang sehat dan benar serta terhindar dari risiko investasi bodong,” imbuh Rai Wirajaya yang dalam Pileg 2019 kembali maju sebagai Caleg DPR RI Dapil Bali nomor urut 4 dari PDI Perjuangan.
Selain “cuci otak”, masyarakat juga perlu “cuci hati.” Maksudnya, papar Rai Wirajaya, setelah masyarakat punya bekal pemahaman yang cukup untuk mengenali investasi bodong, tapi kejernihan hati mereka juga harus tetap dijaga. Masyarakat harus menghindari sifat serakah, mau imbal hasil instan tanpa kerja keras dan kerja cerdas. Sebab seringkali hal-hal yang sifatnya rasional dikalahkan oleh dorongan emosional.
Misalnya, ujar Rai Wirajaya, ingin cepat kaya tapi tidak mau kerja keras. Ingin dapat hasil investasi tinggi tapi dengan spekulasi dan tergiur investasi bodong yang memang menawarkan bunga atau imbal hasil sangat tinggi, jauh di atas investasi pada umumnya. “Jadi tetap perlu ‘cuci hati’. Jangan serakah dan mau serba hasil instan. Dalam berinvestasi kuncinya adalah tetap rasional jangan terlalu mengikuti dorongan emosional,” tegas politisi asal Peguyangan Denpasar ini.
Namun Rai Wirajaya mengakui investasi bodong merupakan masalah klasik yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan di masyarakat. Ia juga mengaku heran kenapa masyarakat masih ingin dapat penghasilan instan dan imbal hasil tinggi? Kenapa kita mau terus-terusan ditipu investasi bodong? Itu pertanyaan-pertanyaaan yang diharapkan dapat dikaji secara mendalam oleh instansi terkait di Bali. “Saya juga risih kok masyarakat mau dibohongi investasi bodong. Ini mungkin saatnya kita ‘cuci otak’ dan ‘cuci hati’ agar semuanya bersih dari virus investasi bodong,” seloroh Rai Wirajaya. (rmc)