Ramah Lingkungan, Pembangkit PLN Raih 4 Proper Emas & 19 Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
(Baliekbis.com), PLN melalui pilar “Green” dalam transformasinya terus berkomitmen untuk mengelola pembangkit yang ramah lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan raihan 4 Proper Emas dalam ajang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Proper Emas untuk PLN diraih oleh PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tanjung Jati B, Jepara yang dikelola langsung oleh PLN, PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) Gresik yang dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa Bali, serta PLTDG (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas) Pesanggaran, Denpasar dan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Kamojang Darajat, Kabupaten Bandung yang dikelola oleh PT Indonesia Power.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya di Auditorium Manggala Wanabakti, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat(14/12).
“Hal ini untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang menerapkan dan mengelola lingkungan hidup dan kehutanan” ujar Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin dalam sambutannya.
Sementara, Menteri LHK, Siti Nurbaya mengatakan, penghargaan Proper merupakan penghargaan bagi dunia usaha yang menunjukkan kinerja luar biasa dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehadirannya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Untuk tahun 2020 ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui penilaian PROPER menambahkan kriteria sensitifitas dan daya tanggap perusahaan terhadap kebencanaan dalam penilaian aspek pemberdayaan masyarakat. Kriteria ini pada dasarnya meminta komitmen pimpinan perusahaan untuk memberikan perlindungan kepada karyawannya sehingga tidak melakukan pemutusan hubungan kerja. Dunia usaha diharapkan mengingintegrasikan analisa resiko terhadap bencana, kerentanan sosial dan lingkungan untuk menyusun strategi keberlanjutan bisnisnya,” ungkap Siti Nurbaya.
Direktur Human Capital and Management PLN, Syofvi Felienty Roekman mengungkapkan bahwa prestasi yang diperoleh ini merupakan hasil dari upaya kolaborasi yang baik antara PLN dengan masyarakat.
“Penghargaan ini sangat penting bagi PLN. Raihan ini sekaligus menjadi bagian dari semangat transformasi PLN untuk menjalankan kegiatan usaha yang makin berwawasan lingkungan,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan bahwa sebagai korporasi, PLN berkomitmen untuk senantiasa menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dengan aman, bersih, dan efisien serta memberdayakan masyarakat sekitar.
Proper Emas menjadi penghargaan tertinggi dari penilaian sebagai bukti upaya berkelanjutan perusahaan dalam bidang lingkungan, melakukan inovasi dalam aspek pemberdayaan sumber daya serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, yang artinya perusahaan telah menerapkan pengelolaan lingkungan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Sedangkan, Proper Hijau artinya perusahaan tersebut tidak hanya taat, tetapi melebihi ketaatan terhadap peraturan perundangan baik dalam hal penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) limbah padat non B3, pengurangan pencemaran udara dan emisi gas rumah kaca, efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air, perlindungan keanekaragaman hayati, serta pemberdayaan masyarakat.
Pembangkit – pembangkit PLN yang berhasil mendapatkan Proper Emas berhasil mengedepankan aspek perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dan inovasi dalam segala hal sehingga melebihi dari yang dipersyaratkan oleh pemerintah.
Tanjung Jati B, PLTU Ramah Lingkungan Tulang Punggung Kelistrikan Jawa Bali
Salah satu pembangkit yang meraih Proper Emas yaitu PLTU Tanjung Jati B. Pembangkit ini berhasil mempertahankan Proper Emas untuk kedua kalinya dan membuktikan diri tetap ramah lingkungan meski menggunakan batubara untuk menghasilkan listrik.
PLTU yang terletak di Jepara, Jawa Tengah, ini, berkapasitas 4×710 MW dan berkontribusi menyuplai 10-12 persen kebutuhan listrik sistem Jawa-Bali.
PLTU Tanjung Jati B menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD), yang digunakan untuk menghilangkan sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar fosil batubara. FGD merupakan proses pencampuran emisi gas hasil pembakaran batu bara dengan batu kapur basah agar kandungan SO2 yang dilepaskan ke atmosfer, sehingga tidak mencemari udara. Efektivitasnya mencapai 95 persen, sehingga SO2 yang dibuang melalui cerobong PLTU Tanjung Jati B hanya di kisaran 300 mg/Nm3 dari baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 550 mg/Nm3.
Dalam inovasinya di tahun ini, PLTU Tanjung Jati B berhasil memanfaatkan Artificial Intellegence di boiler sehingga menurunkan pemakaian energi hingga 17 juta Giga Joule (GJ). Selain itu, pemakaian adjuster flow dalam mengurangi coal spillage berhasil menurunkan emisi udara sebesar 2.500 Ton SO2, 4.400 Ton NOx, dan 1,3 juta Ton CO2eq. Juga dalam pemakaian kembali air sampling conductivity meter untuk service water mampu menurunkan beban pencemar sebesar 3,52 Ton. Dari berbagai inovasi tersebut PLN berhasil melakukan penghematan sebesar Rp 5,42 Triliun dalam satu tahun.
“Dengan penerapan teknologi dan inovasi pada PLTU, PLN mampu memanfaatkan keunggulan keekonomian energi fosil batubara sebagai penghasil energi listrik yang murah, namun tetap ramah bagi lingkungan,” jelas Zulkifli.
Tidak hanya memastikan operasionalnya ramah lingkungan, PLN juga memberdayakan masyarakat melalui berbagai program. Setahun terakhir, PLN telah melakukan berbagai adaptasi program pemberdayaan masyarakat. Di antaranya adalah program pemberdayaan kelompok difabel yang berhasil menciptakan pasar baru dari produksi hand sanitizer herbal dan masker ramah difabel.
Pada program pemberdayaan nelayan konservasi rajungan dan terumbu karang, PLN telah memastikan bahwa setiap tahun ada ratusan generasi muda yang tercetak menjadi kader lingkungan yang merupakan hasil implementasi kurikulum sekolah berbasis konservasi laut.
PLN juga aktif dalam mengembangkan program mitigasi kebencanaan alam maupun non-alam termasuk COVID 19. “Kami telah melaksanakan 112 kegiatan untuk menanggulangi bencana, dari skala kabupaten, provinsi, nasional, hingga internasional dengan menggandeng 72 mitra strategis”, tambah Syofvi.
Di bidang pelestarian keanekaragaman hayati, luasan wilayah konservasi laut PLN telah mencapai 5.400 m2 dengan keberhasilan memperkenalkan inovasi dalam desain terumbu karang buatan dan fish apartment.
PLN akan selalu berupaya menjaga keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, melestarikan lingkungan hidup secara berkelanjutan, serta bertanggung jawab sosial melalui pemberdayaan masyarakat. (ist)