Ramalan Pilgub Bali 2018, Diselimuti Awan Tebal dan Harus Waspada
(Baliekbis.com), Meski saat ini dinamika jelang Pemlihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 belum begitu terlihat namun kondisi itu segera akan cepat berubah, ketika pasangan calon KRB (Koalisi Rakyat Bali) muncul. Persaingan dua paslon tersebut dinilai akan sangat ketat.
“Tiga hari lagi pasangan dari KRB akan keluar, setelah itu peta politiknya akn semakin jelas,” ramal Rara Wulandari, seorang tokoh spiritual yang selama ini banyak “mebaca” tentang politik di Tanah Air saat ditemui di suatu tempat di Denpasar, Minggu (24/12) malam. Menurut “terawangan” Rara yang bekerja dengan insting dan kartu tarotnya, ia secara meyakinkan menyebut dari KRB akan muncul pasangan Rai Mantra-Sudikerta dalam tiga hari ke depan.
“Paslon ini dipastikan jadi, meskipun banyak melalui kerikil-kerikil kecil sebagaimana yang terlihat dari dua kartu tarot yang menampakkan “the carriot dan kereta perang”nya , yang kalau dicerna memiliki unsur negatif dan positif. Namun terawangan Rara belum memastikan siapa dari nama (Rai Mantra dan Sudikerta) itu yang berada di posisi satu (calon gubernur). Tapi sekilas ia melihat, Rai Mantra memiliki kelebihan. “Kuncinya harus ada yang mengalah demi kepentingan pulau Bali. Perlu kerendahan hati yang dilambangkan dengan sosok pria yang memegang bola dunia, ada keberhasilan kedua belah pihak kalau disatukan dalam membangun Bali,” ujarnya.
Rara pun bukan sekadar melihat kartu dan instingnya dalam soal figur yang dinilainya akan berperan besar bagi Bali ke depan. Ia melihat kalau dari garis keturunan leluhur, Sudikerta, keturunan dari Arya Bang Pinatih yang berawal dari Manik Angkeran. Tokoh Golkar Bali ini sebenarnya menurut “bhisama” memang dikodratkan sebagai wakil. “Tapi hal itu tidak menurunkan derajat bagi seorang pemimpin yang siap “ngayah” bagi masyarakat,” ungkap ibu muda ini.
Sedangkan sosok seorang Rai Mantra, menurutnya membawa “trah” sang ayah Ida Bagus Mantra (mantan Gubernur Bali). Sisi positif ini yang mestinya juga dikembangkan Rai Mantra termasuk soal keterbukaan karena selama ini sosok Rai Mantra sang Wali Kota dikenal dekat dengan berbagai kalangan dan pekerja keras. Dari sisi pasangan Koster-Ace, Rara sedikit menunjukkan kecemasan namun ia enggan membebernya secara detil. Sekilas ia menyebut persoalan lama bisa diungkit. Tapi hadirnya sosok Cok Ace juga memberi nilai positif.
Rara juga menerawang kekuatan di luar masing-masing calon yakni peran partai pendukung dan tokoh yang dinilainya sangat berperan besar memberi amunisi suara untuk para calon. “Artinya di dalam partai pun sebenarnya terjadi pergolakan yang membentuk faksi-faksi yang pro dan kontra. Bahkan cenderung dari dalam bisa terjadi penggembosan. Masih ada banyak faktor yang perlu diperhatikan,” ujarnya serius. Bahkan menurutnya walau dalam ramalan satu calon kuat, tapi hal itu bisa berbalik arah ketika ada campur tangan “tokoh” yang sangat besar pengaruhnya. (afb)