Rapimnas Kadin di Bali, Wapres Ma’ruf Amin: Pelaku Usaha agar Tingkatkan Daya Saing
(Baliekbis.com),Pelaku usaha maupun industri diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan menciptakan kepastian perusahaan yang lebih sehat sehingga mendukung dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi perkembangan dunia usaha dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas. Demikian dikatakan Wapres Ma’ruf Amin pada acara pembukaan Rapimnas Kadin 2019 di Hotel The Westin Nusa Dua, (29/11/2019).
Rapimnas dihadiri pula sejumlah menteri, gubernur dan bupati/walikota. Wapres juga menekankan pentingnya meningkatkan sumber daya manusia melalui kerja sama dengan institusi baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan vokasi.
Sememtara Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani menjelaskan, yang menjadi fokus bahasan pada Rapimnas adalah bagaimana meningkatkan perekonomian yang maju, berdaya saing dan berkeadilan.
“Pokok-pokok pikiran Rapimnas diarahkan untuk mengembangkan usulan-usulan kongkrit dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi dunia usaha serta menyusun rekomendasi untuk memajukan perekonomian,” terang Rosan
Seperti diketahui, menurunnya daya saing nasional ditengarai menjadi penyebab menurunnya kinerja industri manufaktur. Gejala deindustrialisasi dikhawatirkan mengakibatkan defisit neraca perdagangan menjadi semakin besar Karena laju pertumbuhan impor lebih besar daripada ekspor yang pada akhirnya mengakibatkan defisit transaksi berjalan dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Dunia usaha akan mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang layak, mengurangi tingkat kemiskinan dan tingkat ketimpangan ekonomi sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,” tegasnya.
Kadin mencatat, perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 2018/2019 diwarnai oleh trend pertumbuhan ekonomi sekitar 5,1-5,2% yang diharapkan bisa ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.
Sementara tingkat inflasi berada di angka 3,1%, nilai tukar rupiah sedikit menguat di kisaran Rp14,400 per dolar AS dan tingkat suku bunga 5%. Kadin juga mencatat, penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional adalah pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Atas dasar harga konstan 2010, konsumsi masyarakat tumbuh 5,17 % menjadi Rp1.467,54 triliun.
Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi dalam 21 triwulan. Konsumsi rumah tangga sepanjang semester I/2019 tumbuh 5,1 %. Pengeluaran konsumsi terbesar pada TW II/2019 untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman sebesar Rp. 872,66 triliun (39,46%), diikuti transportasi dan komunikasi Rp. 505 triliun (22,84%).
Sedangkan investasi di Indonesia pada kwartal II/2019 melemah karena kontraksi pertumbuhan investasi barang modal, kecuali bangunan dan mesin. Sementara Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat hanya tumbuh 5,01%, lebih rendah dari pertumbuhan investasi tahun yang lalu, yaitu sebesar 5,85%.
“Selain tantangan internal yang dihadapi, dunia usaha juga harus bersiap mengantisipasi tantangan dari luar seperti imbas perang dagang yang akan menimbulkan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia” kata Rosan. Dalam Rapimnas, Kadin juga melakukan sejumlah MoU serta pemberian Award kepada berbagai pemangku kepentingan terkait dalam rangka merajut jaringan kerjasama yang saling menunjang dan menjamin terpeliharanya hubungan kerja yang harmonis dan produktif. (bas)