Rayakan Ultah ke-28, Band Rifversary Gelar Konser di Bali
(Baliekbis.com), Band legendaris asal Bandung, Rifversary bakal menggelar konser ulang tahun bertajuk “rifversary” di Hard Rock Café Bali pada Jumat, 1 Juli 2022 mendatang. Belasan lagu hits bakal dinyanyikan band yang digawangi Andy (vokal), Jikun (gitar), Maggi (drum), Ovy (gitar) dan Teddy (bass).
Gitarist Rifversary, Jikun menjelaskan, selama ini ia sebenarnya masih terus berkarya, bahkan pada masa pandemi selama 2 tahun terakhir. Tahun lalu, selain tetap aktif di media sosial, mereka banyak melakukan konser live streaming termasuk untuk merayakan ulang tahun ke 27.
Jumlah penonton untuk setiap konser cukup banyak. Namun selalu diikuti dengan pertanyaan, kapan akan muncul secara benar-benar live dimana fans Rifversary bisa berinteraksi secara langsung dan menikmati konser yang sesungguhnya.
“Karena itu untuk perayaan ultah ke-28 ini, kami putuskan untuk menggelar konser dan kebetulan disambut baik oleh Hard Rock Kafe di Jakarta dan Bali,” katanya. Konser yang digawangi bersama Kawan Tua Manajemen telah terlaksana di Jakarta pada 25 Mei dan kemudian akan digelar di Bali.
Untuk konser di Bali, akan disiapkan belasan lagu hits dari sekitar 63 lagu hits sepanjang karir mereka. Beberapa di antaranya adalah Radja, Green Song, Son, Rock N’ Roll Fantasy, Si Hebat, Dunia, Jeni, Sick, Fight, Bintang Kedjora, Bunga, Aku Ingin, Cinta Adalah, Manis Getir, Loe To Ye dan Beri Dunia Senyuman. Konser juga akan dibuka oleh penampilan Dgordaks, OPX , Diana Rosa dan gitaris cilik Caleb.
Bagi Jikun, masa 28 tahun itu telah membuat mereka merasa makin matang dalam bermusik. Perbedaan dengan saat ini adalah kondisi lingkungan yang telah berubah jauh. “Kami besar di masa industri musik masih identik dengan radio dan televisi sehingga selera orang lebih gampang dibaca dan kita tahu mau promosi dimana,” katanya.
Saat ini dengan gencarnya media sosial, semua orang bisa mempromosikan dirinya sendiri dan selera ornag pun bisa berkembang lebih cepat dan beragam. Untuk mendapat perhatian publik pun, kata dia, setiap band harus menjadi indie dengan upayanya sendiri dan tak bisa bergantung pada label tertentu.
“Mau gak mau kita harus mengikuti trend ini,” katanya. Namun demikian, dari segi bermusik RIF tetap berada di jalur rock alternative yang telah membesarkan mereka.
Dari segi semangat bermusik, menurut Jikun, mereka tetap berusaha kembali untuk menjaga semangat awal dimana pada mulanya kesenangan mereka adalah dalam memainkan musik itu sendiri. “Jadi suasana itu yang kita nikmati, bagaimana dulu sejak masih di kampus main band kesana kemari. Kalau kemudian kita jadi populer dan dikenal orang ya itu hanya bonus saja dari kesenangan kita,” ujarnya.
Selain itu, mereka tetap menjaga hubungan antar personel sebagai jalinan persahabatan dan persaudaraan. Jika pun ada, personel yang membuat band sendiri atau berkarya di luar RIF, mereka tetap memberikan peluang selama ada keterbukaan dan tak menggangu tanggungjawab di band.
Untuk karya musik, sebenarnya pada 2021 mereka telah membuat single dalam bahasa Inggris. Hanya saat ini masih dipikirkan, apakah akan diproduksi dalam bentuk CD atau cukup diluncurkan dalam platform digital dan youtube. Album terakhir Rifversary sendiri dirilis pada tahun 2013. Pada 2015, sejatinya mereka sempat membuat album yang direkam di Abby Road, Inggris. Namun karena sejumlah masalah, peluncuran album dengan 8 lagu itu masih terus tertunda. (ist)