RDP Rai Mantra: Klungkung Hadapi Tantangan Anak Kurang Mampu, Minimnya Pengawas Sekolah dan Uji Coba Makan Bergizi Gratis
(Baliekbis.com), Keberadaan anak yatim piatu dan kurang mampu, keterbatasan fasilitas pendidikan hingga makanan bergizi gratis masih menjadi masalah di Kabupaten Klungkung khususnya Nusa Penida.
Demikian mengemuka pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Kamis (20/2/2025) yang berlangsung di ruang kerja Anggota DPD RI perwakilan Bali B65 Dr. I.B. Rai Dharmawijaya Mantra,SE,MSi.
RDP yang dihadiri Perwakilan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Dikpora Kab. Klungkung dan Camat Nusa Penida dipimpin Anggota DPD RI I.B. Rai Darmawijaya Mantra.
Rapat digelar untuk menindaklanjuti hasil kunjungan kerja Rai
Mantra pada Kamis 6 Februari 2025 di Desa Sakti Desa Adat Sebunibus Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung dimana terungkap ada 28 orang anak usia sekolah yang berstatus yatim piatu/kurang mampu. Rai Mantra berharap jangan sampai ada anak sampai putus sekolah karena tidak punya biaya.
Dalam sambutannya Rai Mantra berharap hasil kunker dapat diatensi dengan upaya-upaya penanganan sebagaimana mestinya sesuai tupoksi masing-masing lembaga terkait untuk mendukung program Pemerintah (PBI, BPJS,KIP/PIP).

Rai Mantra juga mengingatkan apa yang ada di satu desa seperti di Desa Sakti terkait anak usia sekolah yang berstatus yatim piatu dan kurang mampu serta lansianya, kemungkinan juga masih terjadi di desa lainnya.
“Jadi mohon dukungan semua pihak untuk ikut berperan aktif sesuai bidang tugasnya masing-masing untuk menekan/mengentaskan kemiskinan yang ada di wilayahnya. Sehingga tidak terjadi anak-anak kita sampai putus sekolah,” pesan Rai Mantra yang juga mantan Walikota Denpasar ini.
Dijelaskan masukan dan usul saran dari semua pihak ini akan menjadi bahan masukan untuk diteruskan pada saat pelaksanaan RDP mendatang dengan pihak yang berkompeten di pusat.
Camat Nusa Penida Kadek Yoga Kusuma menyampaikan wilayahnya memiliki banyak potensi karena merupakan salah satu tujuan wisata. Namun juga masih ada sejumlah persoalan yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan baik itu permasalahan sosial maupun infrastruktur lainnya seperti JALIS (Jalan, Air, Listrik, Internet, Sampah). Ia berharap Senator Rai Mantra bisa membantu mengawal permasalahan yang ada untuk dikoordinasikan.
Terkait masalah pendidikan di Nusa Penida menurutnya sudah diadakan komunikasi dengan jajaran Dinas Pendidikan Kab. Klungkung dan OPD terkait.
Sementara pihak Dinas Sosial menjelaskan terkait 28 anak yatim piatu di Desa Sakti Nusa Penida, Dinsos akan melakukan verifikasi untuk memastikan apakah mereka semua sudah mendapatkan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) maupun bantuan sembako tunai setiap bulannya.
Bila belum pihaknya akan mengarahkan kepada desa untuk mengusulkan SIKS-NG agar menerima bantuan dari Kemensos RI berupa bantuan PKH maupun sembako tunai.
Dinsos akan mengusulkan anak yatim piatu untuk mendapatkan atensi YAPI dari Kemensos RI dimana anak yatim piatu agar mendapatkan bantuan Rp400.000/ bulannya.
Wayan Suardana dari Dinas Kesehatan melaporkan dari 28 orang anak sekolah yang berstatus yatim piatu/kurang mampu terdiri dari 11 orang sekolah di SDN 1 Sakti, SDN 6 Sakti dan SDN 7 Sakti.
Sedangkan 13 anak sekolah di wilayah Puskesmas Nusa Penida 1 SMPN 2 Nusa Penida, 3 anak belum sekolah dan 1 sudah tamat. 11 anak telah diperiksa status gizinya semuanya normal serta tumbuh kembang anak baik.
Pada kesempatan tersebut Dinkes mohon ada perbaikan klausul perjalanan dinas untuk kepulauan dalam hal pendampingan dokter-dokter spesialis. Ia juga minta adanya perhatian terkait dapur umum untuk MBG agar sesuai standar juga kapasitas septic tank.
Dinas Dikpora Kab. Klungkung melaporkan dan menyampaikan masih kekurangan tenaga pengawas sekolah baik di Klungkung daratan maupun di Klungkung kepulauan (Nusa Penida). Dari 153 SD hanya ada 2 orang pengawas dan di daratan hanya ada 1.
Juga dilaporkan terkait masalah pendidikan di Nusa Penida banyak sekolah secara fisik gedungnya belum layak dipakai.
Selanjutnya untuk program MBG yang telah dilaunching oleh BGN dan akan uji coba pada 960 orang siswa terdiri dari 3 TK, 4 SD dan 1 SMP yang pelaksanaannya dari hari Senin-Jumat. Adapun total siswa yang ada 39.000.
Pelaksanaan MBG ini utk anak2 TK dan SD pada pkl 09 pagi saat istirahat sedangkan utk SMP dilaksanakan pkl. 12.00 karena sekolah siang dan untuk sekolah siang diusulkan pelaksanaannya pada jam istirahat namun pihak penyedia belum siap.
Dari masukan tersebut, Rai Mantra mengatakan perlu dilakukan evaluasi agar masalah yang ada bisa segera ditangani. Pihaknya juga akan menindaklanjuti masalah yang ada ke Pusat. (ist)
Leave a Reply