Rektor IHDN: Ingin Lahirkan Kampus Kerukunan
(Baliekbis), Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar (IHDN) Prof.Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana,M.Si. mengatakan peningkatan kualitas dunia pendidikan menjadi tantangan yang cukup besar di masa kini. Sebuah terobosan penting kini tengah digagas Rektor IHDN yang belum sebulan menjabat ini yakni menjadikan IHDN percontohan Kampus Kerukunan di Indonesia. Hal itu dilatarbelakangi tingginya gejolak sosial yang terjadi di masyarakat yang memungkinkan berpengaruh terhadap aktivitas di kampus. “Jadi kita inginkan kampus sebagai tempat pendidikan yang bisa dijadikan contoh kerukunan, kedamaian,” tambah pria berkumis tebal yang murah senyum ini saat ditemui Minggu (11/11). Dikatakan, selama ini belum ada pendidikan tinggi yang menginspirasi menjadi kampus kerukunan. Ini yang diharapkan terjadi di IHDN. Kerukunan harus diupayakan. Kampus kerukunan diharapkan mampu meredam potensi konflik antarmahasiswa maupun persaingan tak sehat antarlembaga. Selain itu, Prof. Sudiana menyatakan keprihatinannya jika selama ini muncul tudingan aktivitas kampus dekat dengan kegiatan radikal. “Kita harus mulai dari kampus, karena kampus banyak dicurigai sebagai tempat atau ada mahasiswa yang ikut organisasi radikal tertentu,” imbuhnya.
Terkait rencana peningkatan IHDN menjadi universitas pada tahun 2019 mendatang, Rektor Sudiana mengatakan berbagai persiapan ke arah itu sudah dilakukan. “Lahan yang akan digunakan sebagai salah satu syarat untuk menjadikan IHDN menjadi universitas sudah ada di Bangli dan Denpasar, itu sudah kita siapkan,” ujar Prof. Sudiana. Kampus IHDN ke depan diharapkan menjadi sebuah lembaga pendidikan tinggi dengan segala keunikannya.Terkait dengan ajaran Hindu di Bali, IHDN dapat dijadikan rujukan oleh negara-negara lain dalam menggali sumber informasi,” ucapnya. Kampus IHDN diharapkan nantinya bisa menjadi salah satu kampus dengan identitas Hindu di dunia, bukan hanya di Bali saja. Untuk itu semua civitas di kampus harus mampu mengelola ciri khas Hindu Bali, mengingat tradisi dan budaya Hindu Bali berbeda dengan yang ada di India. “Kampus IHDN kita siapkan sebagai kampus yang mendunia,” tambah Ketua PHDI Bali ini. Terkait Yoga, katanya bukan cuma olahraga yang kini digemari kalangan masyarakat. Akademisi IHDN pun mulai mengembangkan menjadi program studi sejak tahun 2015 silam. Secara keilmuan, yoga dipelajari secara spesifik di kampus IHDN. Selama ini riset yang dilakukan dosen dan praktisi yoga menemukan fakta bahwa gerakan-gerakan yoga kuno tidak sepenuhnya eksis sampai sekarang. “Beberapa gerakan yoga diyakini telah punah. Kami mempelajari teks yoga dan menghubungkan kembali dengan yang kita temukan sekarang. Ternyata memang ada yang sudah punah,” akunya. (sus)