Rektor UNR: Orang Kaya Belum Banyak Tertarik Bangun Universitas
(Baliekbis.com), Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar Dr. Drs. Nyoma Sura Adi Tanaya, M.Si. mengakui saat ini belum banyak orang kaya yang tertarik mendirikan universitas atau perguruan tinggi di Bali.
“Pasalnya investasi di dunia pendidikan sangat besar dan untuk balik modal sangat lama,” ujar Rektor UNR Dr. Adi Tenaya saat ditemui di sela-sela perayaan HUT ke-76 pendiri UNR Ketut Wirata Sindhu, Jumat (31/8) di kampus UNR Denpasar.
Dalam perayaan yang berlangsung sederhana dengan pemotongan tumpeng dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun itu hadir sejumlah rekan Wirata Sindhu di antaranya mantan Wagub Bali I Dewa Gde Oka, Anggota Komisi IV DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang merupakan putra almarhum IGK Adhiputra, sahabat Wirata Sindhu dan sejumlah tokoh.
Menurut Dr. Adi Tenaya dengan tingginya modal membangun perguruan tinggi (PT), menjadikan keberadaan lembaga tersebut pertumbuhannya relatif tidak secepat bisnis lainnya. Sebab pendiri PT lebih banyak bersifat idealis dan tak memiliki modal besar. Bahkan untuk operasional menjadi sangat tergantung pada mahasiswa.
“Jadi kalau jumlah mahasiswanya sedikit, jelas dampaknya sangat terasa bagi lembaga,” tambah Dr. Adi Tenaya yang sudah hampir 40 tahun ‘ngayah’ di UNR yang dikenal sebagai kampus perjuangan ini. Kampus menerapkan pola gotong royong sehingga tak memberatkan beban bagi mahasiswa.
Kendala dunia pendidikan juga dikarenakan belum banyak mahasiswa luar yang tertarik kuliah di Bali. Sementara mahasiswa Bali banyak kuliah keluar karena kualitasnya rata-rata dianggap lebih bagus. Untuk memotivasi mahasiswa kuliah di Bali tambah Dr. Adi Tenaya perlu ada perbaikan kualitas tenaga pengajar sehingga mampu melahirkan sarjana yang kemampuannya semakin bagus. “Kita selain terus meningkatkan kualitas dosen, menambah fasilitas belajar dan mengajar juga mahasiswa diberikan pengetahuan agar setelah tamat bisa mandiri,” jelasnya.
Sementara Ketua Yayasan Jagadhita yang menaungi UNR Dr. Drs. Anak Agung Gede Raka, M.Si. mengakui modal mendirikan PT memang cukup besar. Untuk universitas minimal harus ada lahan 1 hektar. Belum lagi fasilitas lainnya agar bisa bersaing. Sebab diakui jumlah universitas/PT saat ini cukup banyak. “Kalau tak bisa bersaing maka bisa tak dapat mahasiswa,” jelasnya. Ia mengakui karena ada PT yang minim mahasiswa sehingga disarankan untuk merger. Padahal merger ini tak menjamin kalau tak mampu melakukan perbaikan kualitas. (bas)