Reses Dr. Mangku Pastika: Jangan Hanya Mengejar Target Tanam Sebanyak-banyaknya
(Baliekbis.com), Anggota Komite II DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. memuji kesadaran masyarakat menjaga hutan semakin bagus. Hal ini terlihat pembalakan yang relatif sedikit, orang tak lagi pakai kayu bakar dan di sisi lain penggunaan kayu untuk bangunan juga berkurang.
“Jadi saya optimis Bali ke depan bisa mewujudkan target 30 persen luas lahannya merupakan hutan. Bisa tanaman lain yang penting Bali hijau,” jelas Dr. Mangku Pastika saat kegiatan Reses penyerapan aspirasi via vidcom dengan tema “Konservasi Lingkungan: Mengawal Paru-Paru Kota”, Senin (12/10) di Tanjung Benoa. Vidcom dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Keyakinan Mangku Pastika setelah mendengar pemaparan Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Made Teja yang mengaku luas hutan di Bali saat ini sekitar 23 persen yang akan terus diperluas seperti dengan memanfaatkan kawasan sempadan dan potensi lainnya.
“Tugas kami memang cukup berat selain menjaga hutan (Wana Kerthi), juga danau (Danu Kerthi) dan laut (Segara Kerthi) dari gangguan seperti ada pencemaran, dll,” ujar Teja.
Di sisi lain Teja menjelaskan berbagai upaya terus dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan. Bahkan tahun ini pihaknya akan melakukan penanaman pada 100 hektar lahan lagi pada November dan Desember ini. “Meski dana yang semakin terbatas kami upayakan penanaman 100 hektar,” tegasnya.
Mangku Pastika melihat upaya DKLH Bali tersebut sangat positif. Namun diingatkan agar penanaman pohon (hutan) perlu memikirkan tempat yang tepat serta perawatannya. “Jangan sampai habis tanam ditinggal dan tanamannya mati. Kita ini ahli menanam tapi kurang dalam memelihara,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Oleh karena itu, penanaman harus dibarengi program pemeliharaannya sehingga apa yang dilakukan bisa berjalan dengan baik. “Jadi harus tuntas, jangan habis tanam selesai tak ada kelanjutannya. Jangan mengejar target tanam yang banyak tapi juga target hidup,” tambahnya.
Mantan Kapolda Bali ini mengatakan peran masyarakat termasuk LSM yang peduli lingkungan sangat penting untuk dilibatkan. “Saya lihat ada mahasiswa yang meneliti dampak pencemaran limbah di kawasan mangrove. Ini sangat bagus. Nanti hasil penelitian perlu difasilitasi agar bisa dimanfaatkan,” pinta Mangku Pastika.
Hal senada disampaikan pembicara dari Forum Peduli Mangrove Bali (FPMB) Sweet
Juniartini yang membidangi pengembangan, program dan konservasi mangrove FPMB dan rekannya Lanang Sudira.
Keduanya yang lama berkutat dalam pelestarian tanaman mangrove ini mengaku menghadapi tantangan cukup berat baik karena pencemaran juga adanya penyerobotan hutan.
Di sisi lain, lokasi penanaman yang kurang tepat banyak yang kurang berhasil. Karena itu Sweet Juniartini minta agar dalam program penanaman mangrove lebih memperhatikan bagaimana kelangsungan tanaman hidup tanaman ini, bukan target penanaman semata. (bas)