Reses Dr. Mangku Pastika, M.M.: Bali Harus Konsen Garap Pertanian
(Baliekbis.com), Bali memiliki potensi besar di sektor pertanian meski kepemilikan lahan petani relatif tidak luas. Namun kalau potensi ini dikelola dengan baik, maka hasilnya bisa diandalkan.
“Jadi kalau Bali mau konsen di pertanian, maka produk yang dikembangkan harus dipilih yang terbaik. Saya kira cukup dua atau tiga jenis sehingga produksinya bisa dalam skala besar,” ujar Owner Krishna Group A.A. Krishna Mahendra saat menjadi narasumber pada kegiatan reses Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika, M.M., Rabu (13/10).
Reses yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja yang berlangsung secara vidcon juga disertai kunjungan lapangan.
Menurut Mahendra dengan fokus hanya pada jenis tertentu maka produksi bisa menjadi lebih banyak. Selain itu standar produk bisa lebih terjaga, sustain dan berkualitas. Menurutnya Bali memiliki andalan produk yang sudah terserap pasar seperti kopi dan manggis yang sudah diekspor sejumlah negara. Model ini telah dilakukan Vietnam yang bisa memasok produksi pertaniannya ke Singapura dan berbagai negara.
Di sisi lain, Mahendra menegaskan kalau Bali bukan daerah industri. Namun banyak yang bisa di-create agar bisa terus tumbuh ekonominya. Ia juga mengingatkan pentingnya mengelola keuangan. “Di negara maju aset yang bekerja, sementara di negara berkembang justru kita yang kerja, sedangkan asetnya diam,” jelasnya.
Sementara Ketua Apindo Bali I Nengah Nurlaba, S.H.,M.H..mengakui banyak pengusaha kolaps akibat pandemi ini. Namun ia tetap optimis Bali bisa bangkit. Sebab potensi yang dimiliki selain pariwisata juga pertanian dan industri kreatif lainnya.
Menanggapi aspirasi dari kalangan pengusaha, Mangku Pastika menjelaskan peluang selalu ada. Ia mengutip pepatah “Ketika banyak pintu tertutup, pasti ada satu pintu yang terbuka, kita tinggal dorong saja agar terbuka”.
Untuk itu, mantan Gubernur Bali dua periode ini meyakinkan para pelaku usaha agar tetap kerja keras dan kerja cerdas. Jadi usaha harus terus bergerak. Sebab kalau tak ada usaha maka tak ada tenaga kerja dan tak ada income. (bas)