Reses Dr. Mangku Pastika, M.M., Ingatkan Pariwisata Rentan dan Waspada Bencana Alam
(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengingatkan ketergantungan ekonomi Bali masih sangat besar dengan pariwisata. Padahal sektor ini sangat rentan.
“Menurut saya kalau hanya bertumpu di satu sektor ini saja kurang tepat. Bencana alam yang belakangan ini terjadi harus juga diperhitungkan dan kejadian bencana alam sudah terbukti dampaknya,” ujar Mangku Pastika mengingatkan setelah mendengar pemaparan dari BPS Provinsi Bali saat reses, Selasa (13/12).
Reses mengangkat tema “Trend Pertumbuhan Ekonomi” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja dihadiri Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya dan staf.
Mangku Pastika mencontohkan soal KUHP Baru yang sudah menimbulkan pengaruh. Juga potensi bencana alam yang perlu diantisipasi. Gempa tektonik yang besar terakhir tahun 1976 di Seririt Bali menimbulkan gangguan cukup besar, termasuk erupsi Gunung Agung yang terjadi belum lama ini. “Meski belum terjadi kita harus siap. Kita memang berharap yang terbaik, tapi harus siap yang terburuk,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Mangku Pastika menambahkan ke depan perlu jadi bahan pemikiran agar dampak situasi yang berkaitan dengan pariwisata bisa diminimalisasi. “Hari ini saya memperoleh gambaran yang utuh terkait tren pertumbuhan ekonomi sehingga apa yang bisa dilakukan ke depan. Ini untuk membantu pemerintah pusat dan daerah dalam menentukan kebijakan ke depan begitu pula stakeholder yang lain,” ujar Mangku Pastika.
Ditambahkan dengan Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi) bisa diketahui kondisi Bali seperti apa ekonominya. Mana daerah yang betul-betul harus konsentrasi. Daerah mana yang membutuhkan perhatian lebih khusus, tidak disama-ratakan.
Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya di awal sambutannya mengatakan tren ekonomi Bali pascapandemi ini terus membaik. Hal ini di antaranya terlihat dari meningkatnya kunjungan wisman ke Bali dan ekspor yang juga meningkat. Ia berharap tren yang naik atau bagus ini bisa tetap dipertahankan hingga akhir tahun sehingga Provinsi Bali bisa pulih seperti sebelum pandemi.
Namun ia mengingatkan ekonomi Bali yang masih tergantung pada aktivitas fisik. Dicontohkan adanya PPKM, ketika aktivitas masyarakat distop ekonomi langsung drop. Sebaliknya ekonomi naik begitu dibuka. Ditambahkan Hanif Yahya penyumbang ekonomi Bali tertinggi masih di akomodasi dan makmin, disusul pertanian dan konstruksi.
Dalam pertemuan juga terungkap soal inflasi, impor, NTP (Nilai Tukar Petani) dan masalah kemiskinan. Saat ini inflasi di beberapa negara naik, kecuali India dan Amerika. Demikian pula pengangguran. Banyak negara mengalami perlambatan ekonomi. Jadi terlihat ada tanda-tanda resesi.
Namun di Indonesia pertumbuhan ekonomi meningkat, tumbuh 5 persen lebih sehingga diprediksi jauh dari resesi. Ekonomi Bali juga tumbuh, bahkan sampai 8 persen lebih. Namun inflasinya cenderung naik. Saat ini inflasi 6 persen lebih, sedangkan di 2021 berkisar 2 persen. NTP juga belum menggembirakan yakni 96,78 persen dari angka ideal di atas 100 persen. (bas)