Reses Dr. Mangku Pastika, M.M. ke Proyek PKB, Pematangan Lahan Diprediksi Rampung Akhir 2022
Bali masih sangat menarik, maka tak mengherankan banyak yang berbisnis ke Bali dan berhasil. PKB (Pusat Kebudayaan Bali) ini kalau berhasil diwujudkan nantinya akan menjadi lokomotif ekonomi Bali, selain melestarikan budaya.
(Baliekbis.com), Proyek besar PKB (Pusat Kebudayaan Bali) seluas 337 hektar lebih di Gunaksa Klungkung saat ini dalam tahap pematangan lahan berupa pengurukan dan sejumlah pekerjaan fisik lainnya. Sementara untuk pembebasan lahan (warga) sudah 99 tuntas termasuk lahan negara dan lahan lainnya (sitaan).
“Dari anggaran Rp1,5 triliun saat ini sepenuhnya digunakan untuk pembebasan lahan dan pematangan lahan berupa pengurugan yang diperkirakan menghabiskan tanah urug sekitar 7 juta meter kubik,” ujar Putu Rasmawan dari Kelompok Ahli Infrastruktur saat menerima kunjungan reses Dr. Made Mangku Pastika,M.M. di lokasi proyek, Rabu (12/10).
Kepada mantan Gubernur Bali dua periode ini, Rasmawan menjelaskan untuk proyek PKB ada tiga sub yakni Zona Penyangga, Zona Inti dan Zona Komersial yang akan dikerjakan bertahap dan diharapkan bisa rampung seluruhnya 2025 nanti.
Untuk Zona Penyangga saat ini sedang proses pekerjaan pematangan lahan dengan luas deliniasi kawasan 337,68 hektar. Sedangkan pembebasan lahan sudah hampir rampung seluruhnya. “Ada satu yang belum, ini masih negosiasi. Kalau gak bisa kita lakukan konsinyasi,” tambah Rasmawan yang dalam kesempatan itu didampingi Tim Leader Proyek PKB, PUPR dan KLH Provinsi Bali.
Di Zona Penyangga ini ada sejumlah pekerjaan di antaranya normalisasi kawasan, menaikkan elevasi hingga 6 meter dari sungai dan pengerjaan embung untuk menampung air.
Sedangkan pekerjaan di Zona Inti diharapkan bisa dilaksanakan pada 2023 nanti. Di Zona ini rencananya akan dibangun 12 museum, beberapa panggung dan sejumlah bangunan lainnya.
Untuk Zona Komersial atau penunjang yang luasnya sekitar 74 hektar, akan bekerja sama dengan investor. Di zona komersial ini bakal dibangun fasilitas rumah sakit, hotel, restoran, dll. “Polanya kerja sama dengan investor,” tambahnya. Rasmawan belum bisa memastikan berapa total dana yang diperlukan untuk merampungkan proyek PKB ini. Namun yang pasti, untuk pengerjaan Zona Penyangga ini dianggarkan Rp1,5 triliun dan diprediksi bisa selesai tahun ini.
Mendengar penjalasan tersebut Mangku Pastika yang didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja mengaku bangga dengan adanya proyek ini dan berharap bisa rampung sesuai rencana.
Kepada pihak terkait diminta juga mensosialisasikan proyek ini ke masyarakat agar mereka tahu seperti apa proyek ini, apa isinya dan kapan selesainya. “Ini proyek besar, jadi masyarakat harus paham dan tahu. Karena banyak yang belum tahu, jangan sampai informasinya simpang siur, apalagi kemudian timbul kesan proyek ini bisa mandeg. Nah ini yang perlu disosialisasikan,” jelas mantan Kapolda Bali.
Sosialisasi dinilai penting, sebab proyek ini juga memerlukan investasi. Dengan sosialisasi yang luas dan transparan maka investor tahu dan mau menanamkan modalnya, khususnya di Zona Komersial. “Uang orang Bali masih banyak, tapi mau dibawa kemana? Nah kalau mereka tahu dan ini bisa prospek tentu mereka mau invest.
PKB ini, bisa jadi peluang investasi para pengusaha Bali,” tambah Mangku Pastika yang kini duduk di Komite IV DPD RI ini.
Terkait mitigasi bencana mengingat lokasi proyek ini bekas jalur lahar saat erupsi Gunung Agung, menurut Rasmawan sesuai kajian telah dilakukan dilakukan normalisasi termasuk kemungkinan adanya tsunami. “Kita antisipasi dengan menaikkan level bangunan hingga 7 meter,” ungkapnya.(bas)