Reses Dr. Mangku Pastika, M.M., Pelestarian Mangrove Perlu Perhatian Serius
(Baliekbis.com), Anggota DPD Perwakilan Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. memuji perkembangan tanaman mangrove di kawasan Telaga Waja Tanjung Benoa yang tumbuh dengan baik.
“Ini yang terlengkap jenisnya dan berada di kawasan pariwisata. Bahkan Presiden SBY dan Christiano Ronaldo juga menanam mangrove di sini,” ujar Mangku Pastika saat bertemu dengan tokoh masyarakat (adat) dan Forum Peduli Mangrove Bali dalam rangka reses, Selasa (28/12).
Reses dengan tema “Menjaga Mangrove Menjaga Paru-paru Dunia” dipandu Tim ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Mangku Pastika mengingatkan mangrove merupakan kekayaan alam yang sangat berguna bagi lingkungan. Tanaman ini juga memberi manfaat ekonomi yang besar. “Karena itu saya berharap mangrove ini dirawat dengan baik dan dikembangkan terus sehingga bisa dinikmati sampai ke anak cucu,” pesan mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Ke depan, pascapandemi, wisata alam akan menjadi perhatian serius. Karena semua ingin alam yang sehat, bersih dan hijau. “Maka hutan mangrove di tengah perkotaan dan kawasan wisata ini akan menjadi tujuan,” ujar Mangku Pastika.
Terkait masalah sampah di hutan mangrove, Mangku Pastika minta agar penanganannya juga melibatkan desa adat. “Kalau sudah ditangani desa adat, saya kira gak ada lagi yang buang sampah ke hutan ini,” jelasnya.
Sementara itu Nyoman Sweet Juniartini didampingi Lanang Sudira dari Forum Peduli Mangrove Bali mengaku pemeliharaan hutan mangrove masih terkendala sampah. Masih ada masyarakat membuang sampah di hutan mangrove. “Ada sekitar 50 are hutan mangrove tertutupi sampah hingga tinggi 2 meter sehingga sulit ditanami kembali,” ujar Juniartini.
Berbagai upaya dilakukan termasuk dengan melibatkan desa adat.
Pihaknya juga mengembangkan Taman Gumi Banten sehingga ada kesadaran masyatakat tidak buang sampah sembarangan karena kawasan itu dijadikan pusat edukasi upakara yadnya dan ditanami kebutuhan upakara.
Total luas hutan mangrove di Bali hampir 2.300 hektare. “Hutan mangrove di Tanjung Benoa ini luasnya sekitar 10 hektar dan berada di tengah permukiman serta kawasan pariwisata,” ujar Lanang Sudira.
Di tempat ini juga dikembangkan bibit beberapa varietas mangrove yang tak ada duanya. Antara lain, rhizophora mucrenata, rhizophora apiculata, bruguiera gymnorrhiza, sonneratia alba, dan avicennia marina.
Saat ini, Bali sebagai tuan rumah perhelatan KTT G20 yang sudah dimulai sejak 1 Desember 2021. Kawasan Mangrove dipilih sebagai salah satu tempat kunjungan kepala negara G20. (bas)