Reses Dr. Mangku Pastika, M.M.: Pembangunan Pembangkit Listrik Agar Manfaatkan Sumber Daya Alam Bali
(Baliekbis.com), Upaya PLN UID Bali menambah pasokan listrik dengan membangun pembangkit dinilai positif untuk memenuhi kebutuhan listrik ke depannya.
“Kalo bisa pembangkit itu menggunakan gas atau energi baru terbarukan. Sebab sumber daya alam untuk itu cukup melimpah di Bali,” ujar Anggota DPD RI Perwakilan Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat Reses, Senin (1/3) yang berlangsung melalui vidcon dari gedung DPD RI di Renon Denpasar.
Dalam vidcon yang dipandu Tim Ahli Nyoman Bhaskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja mengangkat tema: “Pengawasan Atas Pelaksanaan UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan Perubahan dalam UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja” menghadirkan narasumber GM PLN UID Bali Adi Priyanto dan Kadisnaker dan ESDM Prov. Bali IB Arda.
Dr. Mangku Pastika menambahkan Bali memiliki sumber daya alam angin, air dan surya yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi (listrik). “Pemanfaatan sumber-sumber ini akan menghasilkan energi bersih yang sejalan dengan tujuan pembangunan Bali yakni ‘green province’ sehingga juga cocok untuk pariwisata Bali mendatang. Energi bersih ini juga sejalan dengan program “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Di sisi lain Mangku Pastika juga memberi apresiasi kepada PLN UID Bali yang berhasil mengembangkan kelistrikan di Bali sehingga semua rumah tangga di Bali telah teraliri listrik. “Ini prestasi luar biasa dan sangat menguntungkan bagi Bali. Dengan rumah terlistriki ini juga bantu anak-anak belajar di rumah kibat pandemi,” tambah Mangku Pastika.
Namun mantan Kapolda Bali ini juga mengingatkan ke depannya dalam pengembangan kelistrikan agar juga memperhatikan lingkungan. “Lingkungan yang lestari harus terjaga dan ini yang utama harus diperhatikan,” tegasnya.
Sebelumnya GM PLN UID (Unit Induk Distribusi) Bali Adi Priyanto mengatakan rasio elektrifikasi sudah mencapai 100 persen. Ini artinya seluruh rumah tangga di Bali sudah menikmati listrik.
“Memang masih ada beberapa rumah yang belum punya meter sendiri, karena masih numpang dari rumah induk. Ke depan diharapkan semua rumah tangga punya listrik (meter) sendiri,” ujarnya.
Adi Priyanto menambahkan saat ini ketersediaan listrik di Bali masih mencukupi. Total suplai dari Jawa sekitar 1300 MW. Sementara beban puncak 700 MW sehingga dengan total kapasitas daya mampu 1300 MW, masih ada cadangan 500 MW lebih.
Terkait pertumbuhan diakui sebelum pandemi khususnya 2019 cukup tinggi, bahkan sampai Januari 2020. Namun ketika pandemi terjadi penurunan tajam. Bahkan sektor bisnis dan industri yang selama ini memberi kontribusi terjadi penurunan tajam. “Konsumen bisnis dan industri ini bahkan tumbuh minus 20 persen lebih,” jelasnya. (bas)