Reses Dr. Mangku Pastika, M.M., Yessy: UMKM Perlu Didorong Lebih Percaya Diri di Masa Pandemi
(Baliekbis.com),UMKM tidak hanya bergerak pada usaha yang sifatnya tradisional namun juga mau mengembangkan kompetensinya agar lebih berdaya saing.
“Di masa pandemi ini UMKM perlu didorong untuk lebih percaya diri dan bisa menjaga pelanggannya,” ujar Pemimpin Sentra Kredit Kecil BNI Cabang Denpasar Yessy Aktaina saat menghadiri reses Anggota DPD RI Perwakilan Bali (B.66) Dr. Made Mangku Pastika,M.M.via vidcon, Selasa (15/12) di Denpasar.
Penyerapan aspirasi dengan tema “Optimalisasi Penyerapan Modal di Era Pandemi Covid 19” yang menghadirkan narasumber dari Bank Mandiri, Bank BNI Denpasar serta NCPI Bali dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Yessy mengatakan ada beberapa fase yang dinilai penting dalam usaha di antaranya fase produksi dan pengembangan pasar. Dikatakan 90 persen UMKM terdampak pandemi. Di Bali nasabah, yang terdampak hampir 95 persen. Bidang usaha terdampak dominan perdagangan, penginapan (pariwisata). Ia berharap ke depannya ada kebijakan khusus untuk Bali dalam menghadapi pandemi ini.
Di sisi lain Yessy mengatakan penyerapan modal untuk UMKM di Bali cukup bagus. Pihaknya juga mendorong agar UMKM bisa lebih berorientasi untuk produk ekspor seperti kerajinan dan pertanian yang peluangnya masih terbuka. Terkait penyaluran KUR, terbanyak di sektor perdagangan dan sekarang pertanian juga lagi booming. BNI juga akan masuk ke sektor energi yang tak begitu terdampak. “Di 2021 kita lebih optimis ekonomi akan lebih bertumbuh,” ujarnya.
Sugrah selaku Deputi Kepala Wilayah Bank Mandiri Regional XI Bali Nusa Tenggara yang membawahi UMKM mengatakan secara nasional Bank Mandiri menerima Rp10 triliun dana PEN. Bali mendapatkan alokasi Rp1 triliun dan sudah tersalur untuk 3.082 debitur. Sedangkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), untuk Bali sudah tersalur Rp655 miliar kepada 4.045 debitur.
Sementara Ketua NCPI (Nawa Cita Pariwisata Indonesia) Bali Agus Maha Usadha mengatakan ada sektor yang masih jalan seperti kesehatan, pendidikan dan makanan juga pertanian. Karen itu dia berharap penyaluran kredit bisa lebih banyak ke usaha tersebut termasuk ekspor.
Diingatkan pentingnya kepastian produk, modal, pasar, pembayaran,dll. agar usaha bisa jalan. Ia mencontohkan industri agro bukan hanya sebatas produksi, juga prosesing dan market. “Agro ini harus di-create dengan baik karena banyak yang tak terhitung sehingga tak bankable,” jelasnya. Ia mencontohkan di bidang produk pertanian, masalah kualitas bisa jadi kendala karena tak sesuai dengan kebutuhan (restoran bintang 5) yang akhirnya harus mendatngkan dari luar.
Agus juga berharap dana PEN harus digelontor maksimal agar bisa menggerakkan ekonomi karena di 2021 tantangannya masih berat, paling hanya bisa menaikkan pertunbuhan 50 persen dari yang sekarang. Jadi kalau 2020 pertumbuhan minus 12 persen, paling jadi minus 5 persen di 2021.
Sementara Anggota Komisi II DPD RI Dr. Mangku Pastika sempat mempertegas status dana PEN yang disalurkan bank agar rakyat tak salah persepsi. Ternyata program PEN ini dana pemerintah yang didepositokan di bank. Jadi dana ini bukan donasi atau hibah sehingga harus dikembalikan oleh bank penyalur. “Beda dengan dana Gerbangsadu yang saya bikin dimana tiap desa dapat Rp1 miliar dan ini tak harus kembali,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Terkait pandemi, Mangku Pastika mengajak masyarakat tetap optimis, sebab potensi di luar pariwisata masih terbuka. Perlu ada terobosan-terobosan untuk memanfaatkan peluang yang ada di balik pandemi ini. “Cina dan Singapura sudah melakukan dengan menjual vaksin. Sekarang Maldiv juga membuka pariwisatanya. Tapi turis yang masuk dijemput di pesawat lalu dibawa ke tujuan dan saat pulang langsung dijemput. Jadi gak kemana-mana,” jelasnya.(bas)