Ribuan Siswa SMK di Gianyar Ikut UNBK
(Baliekbis.com), Hari ketiga berlangsungnya Ujian Negara Berbasis Komputer (UNBK) SMK di Kabupaten Gianyar secara keseluruhan berjalan dengan lancar. Dari total 5.132 siswa/siswi, hanya satu orang siswa SMKN 3 Sukawati yang tidak bisa mengikuti ujian. Sebab, sedang menjalani perawatan di RS Ganesha, Sukawati.
Ditemui usai melaksanakan monitoring dan evaluasi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Provinsi Bali wilayah Gianyar Wayan Adi Sucita mengatakan, tidak banyak kendala yang terjadi dalam pelaksanaan UNBK SMK tahun ajaran saat ini. Segalanya sudah terencana dengan baik, menyangkut kesiapan sarana pra sarana di seluruh sekolah SMK di Gianyar. ”Sempat ada gangguan teknis dari pusat, tapi sudah segera diatasi,”ucapnya.
Adi Sucita menjelaskan, UNBK SMK dimulai sejak 2 April lalu, sampai dengan 5 April besok. Terdapat empat mata pelajaran yang diujiankan. Meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejujuran. Seluruhnya ada 29 SMK tersebar di tujuh kecamatan. Namun, belum semua SMK memiliki sarana komputer. Sehingga, ujian digabung dan harus meminjam beberapa tempat di luar SMK. Yakni di SMPN 1 Gianyar, SMAN 1 Payangan, dan SMK SMSR Ubud.”Koordinasi antar sekolah sangat baik,’ucap Sucita.
Pejabat asal Desa Nongan, Karangasem itu melanjutkan, terkait kelulusan ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing. Namun, siswa wajib mengikuti Ujian Sekolah Berbasis Nasional dan UNBK untuk memastikan kelulusan. Pasalnya, jika siswa tidak mengikuti salah satu dari ujian tersebut, maka siswa dinyatakan tidak lulus. Adapun, ujian susulan dilaksanakan pada 17,18 April 2018.”Hasil ujian diumumkan 2 Mei mendatang,”ungkap dia.
Sucita menilai, prospek ke depan dari lulusan SMK di Gianyar sangat positif. Sebab, segalanya sudah ditunjang oleh sarana yang memadai. Disamping itu, peluang kerja pariwisata di Kabupaten Gianyar masih menjanjikan hingga saat ini. Uniknya, para siswa SMK di Kabupaten Gianyar cenderung berasal dari luar Kabupaten Gianyar. Contohnya di Kecamatan Ubud, banyak siswa asal Kabupaten Bangli dan Karangasem yang bersekolah disana. Justru, siswa asli Ubud condong mencari SMA negeri.”Tidak bisa dipungkiri disebabkan pengaruh ekonomi,”katanya.
Sucita berharap, dalam upaya meningkatkan kualitas daya saing. Pihak swasta sebagai manajemen pendonor dana nomor satu SMK, mesti jeli melihat pangsa pasar yang berkembang. Supaya menghasilkan, lulusan terbaik dan siap bersaing. Saat ini, minat siswa masih cenderung bertumpuk pada bidang akomodasi perhotelan (AP).
“Tentu hal ini menjadi bahan evaluasi ke depan. Efeknya, permintaan kerja di AP membludak. Dampaknya, banyak lulusan menganggur. Sebab, tidak semua bisa langsung diakomodir. Padahal, jurusan jasa boga (JB) tidak kalah menjanjikan. Pasalnya, jika lulusan JB belum mendapatkan pekerjaan, maka, mereka akan bisa menghasilkan peluang sendiri melalui wirausaha mandiri. Tetapi, peminatnya masih sedikit saat ini. Ke depannya, kita akan terus coba arahkan kesana (-JB),”pungkas Adi Sucita. (ari)