Ringankan Beban Desa Adat, Majelis Desa Adat Laksanakan Program “MDA dan Krama Bali Berbagi”
(Baliekbis.com),Sudah menjadi kewajiban umat manusia untuk saling berbagi, merasakan penderitaan sesama. Dalam agama Hindu dikenal dengan ajaran Tat Twam Asi. “Itu Ia Adalah Kamu”.
Hal ini yang mendasari Majelis Desa Adat Provinsi (MDAP) Bali yang diwakili Patajuh Panyarikan Agung (Wakil Sekretaris Jenderal) MDAP Bali bersama Baga Urusan Yowana MDAP Bali dan Bandesa Madya Kabupaten Bangli, turun tangan dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19 serta dampak yang ditimbulkan melalui program “Majelis Desa Adat dan Krama Bali Berbagi”.
Program ini dilaksanakan dengan menyalurkan bantuan berupa sembako dan masker non-medis. Bantuan ini berasal dari donatur Krama Bali dan BUMN yang beroperasi di Bali serta punia lain yang diterima oleh Majelis Desa Adat Provinsi (MDAP) Bali.
Penyaluran bantuan kepada Krama Adat yang terdampak COVID-19 ini rencananya, dilaksanakan di beberapa titik di Desa Adat di Bali. Program pertama, dilaksanakan, Kamis (21/5/2020) di Desa Adat Yangapi, Tembuku, Kabupaten Bangli.
Bantuan yang disalurkan berupa sembako 50 paket, terdiri atas beras, gula, minyak goreng dan sabun tangan. Selain itu juga diserahkan 150 lembar masker kain non-medis.
Paket sembako ini merupakan bantuan tambahan dari Majelis Desa Adat kepada Desa Adat Yangapi untuk Krama Adat yang belum memperoleh paket bantuan, baik dari program Jaring Pengaman Sosial Kabupaten, PKH, BLT maupun dari Program Sembako dari Desa Adat yang bersumber dari anggaran APBD Semesta Berencana Provinsi Bali.
Bantuan paket sembako diserahkan oleh Prajuru Majelis Desa Adat Provinsi Bali bersama Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Bangli, disaksikan Bandesa Alit MDA Kecamatan Tembuku. Selanjutnya, diterima langsung oleh Bandesa Adat Yangapi Jro I Gede Sunada, bersama Ketua Satgas Gotong Royong Penanggulangan COVID 19, I Nyoman Ardika dan Angga Pacalang Desa Adat Yangapi.
Dalam sambutannya, Baga Urusan Yowana MDAP Bali, Ida I Dewa Agung Lesmana menyampaikan, program Majelis Desa Adat dan Krama Bali Berbagi ini merupakan upaya nyata MDA mendukung percepatan penanggulangan COVID-19 berbasis Desa Adat.
Secara khusus, Ida Dewa Agung menekankan perlunya sinergi semua pihak serta lascarya Prajuru Desa Adat menjadi garda terdepan upaya menjaga Bali tetap rajeg dan lestari. “COVID-19 belum berakhir. Kondisi yang belum menentu ini membutuhkan kebersamaan untuk membangun kekuatan dalam menghadapi serta memastikan krama adat Bali terlindungi,” ungkapnya.
Di sisi lain, Patajuh Panyarikan Agung MDAP Bali, I Made Abdi Negara, juga meminta agar tidak ada lagi tindakan kurang menyenangkan atau diskriminatif terhadap krama adat Bangli. Mencermati keluhan krama melalui MDA Kabupaten dan Kecamatan serta sosial media, pihaknya mensinyalir masih ada oknum yang melakukan perlakuan kurang menyenangkan terhadap krama adat Bangli. Hal ini adalah akibat dari berita heboh adanya ratusan ODP yang reaktif saat dilakukan rapid test di Desa Adat Serokadan beberapa waktu lalu.
“Saat ini kami hadir langsung di Desa Adat Yangapi, Bangli, yang sebelumnya juga pernah dihebohkan dengan isu ODP yang positif COVID-19, untuk memberikan penekanan bahwa semua sudah berjalan normal, isolasi di Desa Adat Serokadan sudah berakhir, jangan ada lagi tindakan kurang menyenangkan dalam bentuk apa pun terhadap sesama Krama Bali,” tegasnya seraya menekankan krama adat agar tetap melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID 19 dimaksud.
Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Bangli, Jro I Ketut Kayana, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang disalurkan oleh MDA Provinsi Bali kepada Krama Desa Adat Yangapi yang merupakan Desa Adat terdampak Covid-19. “Ini sangat membantu krama, khususnya krama Desa Adat Yangapi, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari selama masa pandemi Covid-19,” ucap Kayana.
Bandesa Adat Yangapi, Jro I Gede Sunada yang didampingi Ketua Satgas Gotong Royong COvid 19, I Nyoman Ardika dan prajuru juga menyampaikan ucapan terima kasih mendalam atas perhatian yang diberikan oleh MDAP Bali kepada krama adat Bangli secara umum dan Desa Adat Yangapi khususnya.
Jro Bandesa juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas perhatian Pemerintah Provinsi Bali melalui Majelis Desa Adat dan Gubernur Bali kepada Desa Adat sehingga Desa Adat mampu melakukan tugas dan fungsi menjadi pelindung dan pengayom krama adat dengan sebaik-baiknya.
Koordinator Program “MDA dan Krama Bali Berbagi”, I Putu Hendra Sastrawan, menyatakan untuk seluruh Bali, target MDA memberikan bantuan 1.000 paket sembako, 140 wastafel, dan 10.000 masker yang merupakan punia dari Utsaha Krama Adat Bali, BUMN, dan donatur lain. Donasi ini nantinya akan digunakan untuk membantu meringankan beban Desa Adat dan Krama Adat dalam penanggulangan Covid 19.
“Program yang kami laksanakan baru sebagian kecil saja dari kebutuhan krama adat Bali. Kami mengajak kepada seluruh Utsaha Krama Adat dan Tamiu yang bisa menyisihkan berapa pun itu untuk bergabung dalam gerakan moral membantu Desa Adat dalam penanggulangan COVID-19. Saat ini yang dibutuhkan adalah semua bergerak seirama, agar mampu mempercepat proses pemulihan,” ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Bendesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, menyampaikan apresiasi kepada para donatur yang telah tergerak untuk berbagi. Ida Panglingsir berharap lebih banyak lagi gerakan bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam upaya penanggulangan COVID 19 dan dampak COVID 19, guna mempercepat pemulihan Bali. “Ngiring sareng sami bergerak, kita bersama-sama perlu mengambil tindakan langsung dan lascarya mangdane seraya tetap nunas ica semoga Covid 19 gelis matilar lan_ ekonomi Bali gelis menggeliat kembali,” tegas Ida Panglingsir.(ist)