Rochineng Pimpin Rapat Koordinasi Stabililasi Harga dan Stok Pangan
(Baliekbis.com), Mengantisipasi melonjaknya harga dan ketersediaan stok komoditas bahan pokok di pasaran, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar mengadakan rapat Koordnasi stabilisasi harga dan stok pangan selama bulan Ramadhan dan menjelang hari Raya Galungan dan Kuningan, di Ruang Rapat Bappeda dan Litbang Kabupaten, Kamis (17/5).
Memasuki bulan puasa bagi umat muslim yang dimulai pada Kamis (17/5) ini dan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan pada akhir bulan ini, membuat harga-harga kebutuhan bahan pokok cenderung naik. Hal ini salah satunya disebabkan oleh masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah, infrastruktur dan distribusipangan yang masih belum optimal, produksi pangan rentan dengan gangguan eksternal seperti gangguan cuaca serta peningkatan tekanan permintaan terutama pada hari raya dan hari libur.
Seperti dikatakan Ketua Panitia Ir. Dewi Hariani perkembangan inflasi Provinsi Bali pada tahun 2018 dengan target 3,5 ± 1% (yoy), sedangkan pada bulan april 2018, inflasi Provinsi Bali sebesar 0,01 % (mtm) atau 3,24% (yoy), pencapaian tersebut juga lebih rendah disbanding inflasi nasional yang sebesar 0,10% (mtm) atau 3,41% (yoy). Pencapaian inflasi komulatif Bali pada April 2018 tercatat 1,72% (ytd), lebih tinggi dibandingkan rata-rata kumulatif 3 tahun terakhir. Meskipun demikian secara keseluruhan inflasi di Bali pada tahun 2018 masih relative terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional.
Ditambahkan Dewi Hariani, dalam pencapaian inflasi yang rendah dan stabil di Kabupaten Gianyr dihadapkan dengan berbagai tantangan yang perlu menjadi perhatian, terutama pada sector volative food (komoditas yang rentan bergejolak) dan administered price maupun inti. Terdapat 10 komoditas dengan harga paling sering bergejolak seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, daging babi, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai rawit merah, cabai rawit besar dan ikan tongkol. Sedangkan komoditas administered spesifik daerah berdasarkan bobot seperti bensin, tarif listrik dan elpiji. Untuk Kabupaten Gianyar sector utama penyumbang inflasi adalah pada sector volatile terdapat pada 6 komoditas penyumbang inflasi adalah beras, daging ayam ras, telur ayam ras, daging babi dan bawang merah.
“Jadi dalam rapat koordinasi ini kami berusaha menyatukan persepsi dan membangun sinergitas dalam pengendalian harga dan ketersediaan stok dipasar,” jelas Dewi Hariani. Sementara itu Pj. Bupati Gianyar, DR. I Ketut Rochineng, SH.MH mengatakan dalam menjaga stabilitas harga dan stok bahan pokok selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan Pemkab. Gianyar telah melakukan berbagai langkah-langkah antisipasi. Salah satunya seperti rapat koordinasi dengan TPID Kabupaten Gianyar dan instansi terkait seperti Bank Indonesia Provinsi Bali, Perum Bulog dari statistik.
“Selama ini berdasarkan data dan dari kunjungan ke sejumlah pasar di Gianyar, harga beberapa kebutuhan pokok masih tetap terkendali, namun demikian kami tetap juga melakukan langkah antisipasi selama hari raya berlangsung dengan tetap mengadakan operasi pasar dan pasar murah dibeberapa titik,” tegas I Ketut Rochineng. Untuk TPID Kabupaten Gianyar, Pj Bupati Gianyar Ketut Rochineng agartetap berperan aktif dalam mengendalikan inflasi dengan mengambil langkah-langkah antisipatif septi pemantauan kecukupan stok, menjaga stabilitas harga dan pengendalian informasi dengan instansi terkait melalui forum koordinasi TPID. Hadir dalam rapat koordinasi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Azka Subnan Aminurridho, Kepala Perum Bulog Provinsi Bali Tirto Panji dan Kepala Statistik Kabupaten Gianyar Dr. Yudi Agusta,M.Sc. (eni)