Sambut Rahina Suci Nyepi, MDA Gelar Paruman Sulinggih Hindu Drestha Bali
(Baliekbis.com), Menyambut Rahina Suci Nyepi Isaka Warsa 1947, Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali menggelar Paruman Sulinggih Hindu Drestha Bali. Paruman tersebut diselenggarakan di Gedung Lila Graha Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, pada Kamis, 6 Februari 2025 (Wraspati Wage Wuku Watugunung).
Menurut Panyarikan Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Dr. Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, SH., MH., melalui siaran pers MDA Bali, Paruman Sulinggih ini bertujuan untuk menetapkan tafsir pelaksanaan upacara keagamaan Hindu Drestha Bali terkait Rahina Suci Nyepi Penanggal Apisan Sasih Kedasa, Isaka Warsa 1947, pada Sabtu, 29 Maret 2025 (Saniscara Kliwon Wuku Wariga), yang juga bertepatan dengan Rahina Suci Tumpek Uduh atau Tumpek Wariga.
Desa Adat di Bali, sejak zaman dahulu, merupakan lembaga sosial adat keagamaan yang religius dan menjadi pusat pelaksanaan Agama Hindu Drestha Bali secara turun-temurun. Oleh karena itu, MDA Bali, yang merupakan lembaga pasikian dari 1.500 Desa Adat di Bali, menerbitkan Edaran Tata Titi Pelaksanaan Acara/Upacara Keagamaan Hindu Drestha Bali setelah diawali dengan pelaksanaan Paruman Sulinggih Hindu Drestha Bali.
Bandesa Agung MDA Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, menegaskan bahwa sifat Desa Adat sebagai lembaga sosial adat keagamaan menjadi dasar bagi MDA untuk menerbitkan edaran tersebut. Desa Adat juga berperan sebagai satu-satunya tempat pelaksanaan Panca Yadnya, sehingga perlu pengayoman dan perlindungan agar peran ini tetap terjaga.
Pada Rahina Suci Nyepi, yang disebut sebagai Rahina Suci Alam Semesta, tujuan utamanya adalah memuliakan alam dan menjaga keseimbangan kekuatannya. Oleh karena itu, masyarakat adat wajib melaksanakan Catur Brata Penyepian dengan taat, menjaga Bali agar tetap sepi, hening, dan suci, termasuk penutupan sementara bandara, pelabuhan, dan jaringan komunikasi tertentu, kecuali untuk kebutuhan darurat.
Pelaksanaan Rahina Suci Nyepi tahun ini diawali dengan Paruman Sulinggih Hindu Drestha Bali untuk merumuskan Dharma Tetimbang, yang menjadi dasar legitimasi Edaran Tata Titi Rahina Suci Nyepi. Edaran ini akan disampaikan kepada 1.500 Desa Adat di Bali dan menjadi pedoman tunggal pelaksanaan Nyepi Isaka Warsa 1947.
Leave a Reply