Satyawira: Turis Tidak Bisa Pulang Agar Dibantu Akomodasi
(Baliekbis.com), Bencana tidak dapat dihindari, seperti halnya Gunung Agung yang meletus. Berwisata itu perlu keamanan dan kenyamanan. “Kita patut bersyukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa bahwa letusan Gunung Agung tidak membahayakan kita semua dan kita semua dalam keadaan aman,” ujar Ketua PD FSP PAR – SPSI Prov. Bali Putu Satyawira Marhaendra, Kamis (30/11). Dijelaskan, rasa aman tidaklah berarti penuh kalau kenyamanan tidak ada. Semua tamu-tamu bersyukur bahwa mereka selamat dan sangat senang berlibur berwisata ke Bali. “Namun kita tidak mau mereka kembali ke negaranya karena mereka tidak merasa nyaman akibat airport tutup akibat abu vulkanik Gunung Agung dan tanpa solusi,” jelas Satyawira. Untuk itu pihaknya sangat berharap agar pemerintah bisa mengambil langkah cepat agar ini tidak berkepanjangan. “Kami usul kepada Pemerintah untuk membiayai tamu-tamu yang tidak bisa pulang ke negaranya gara-gara airport tutup dengan akomodasi gratis dengan dana dari APBD maupun APBN. Kalau ini bisa kita tangani dengan baik maka tamu-tamu tidak akan melupakannya dan mereka kemungkinan besar akan segera kembali ke Bali ketika kondisinya sudah baik,” ujarnya. Bila hal ini memungkinkan secara peraturan perundang undangan, pihaknya juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Badung untuk menjadi pelopor mengingat PAD Badung mayoritas dari Pajak Hotel dan Restaurant (PHR). “Ini saatnya Bupati Badung dan Wakil Bupati Badung serta DPRD Badung berbuat untuk membantu pengusaha dan pekerja pariwisata sebagai baris terdepan PAD dari PHR,” jelasnya. Sehingga tamu-tamu semakin mencintai Bali dan akan selalu datang ke Bali dan tinggal di Badung.
Tentunya hal ini harus ada data valid dari pihak pengusaha tentang data-data yang harus dibiayai agar tidak berurusan dengan BPK dan KPK di kemudian hari. Satyawira mengatakan meski Gunung Agung meletus dan abu vulkanik menyebabkan airport ditutup, namun semua komponen pariwisata agar tetap menjalankan tugasnya dengan baik khususnya dalam melayani wisatawan. “Untuk itu mari berikan pelayanan terbaik pada setiap tamu yang masih tinggal di Bali, walaupun terjadi penurunan tingkat hunian. Saat melayani tamu dan ada kesempatan bicara sama tamu, tanyakan komentar mereka tentang hal ini, kalau baik dan positif bagi Bali, minta kepada tamunya untuk mengabarkannya ke keluarga, teman-temannyanya,” ajaknya. Mohon dengan sangat agar bisa nembedakan mana berita yang baik buat bisnis pariwisata Bali untuk bisa di-share dengan yang tidak baik agar pemulihan ekonomi pascagunung Agung meletus menjadi lebih cepat demi kita semua. (bas)