Sekretaris NasDem Bali: Kehadiran Perempuan Bukan Sekadar Meramaikan Panggung Politik
(Baliekbis.com), Gaung Pemilihan legislatif (Pileg) 2019 mulai terasa. Hal ini seiring proses penjaringan dan pengajuan bakal caleg internal di masing-masing partai. Sebagaimana pileg di 2014 silam, peraturan perundang-undangan mengamanatkan quota 30 persen caleg perempuan. Walaupun jika dilihat dari komposisi keanggotaan anggota legislatif di berbagai daerah belum menunjukkan pencapaian quota 30 persen, namun tidak mengurangi semangat politisi perempuan untuk ikut bertarung. Sekretaris wilayah (sekwil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Bali
Luh Putu Nopi Seri Jayanti, SH mengatakan politisi perempuan terus berbenah menghadapi kerasnya pertarungan. “Kita sudah melewati beberapa kali pemilihan legislatif, dari proses ini lahir politisi-politisi perempuan yang tangguh. Saya yakin tahun 2019 nanti, caleg perempuan tidak akan jadi pelengkap quota saja,” kata Nopi, Kamis (31/5).
Perempuan kelahiran Singaraja ini mengatakan khusus di Bali rekam jejak kepemimpinan perempuan dalam pertarungan politik cukup jelas. Bisa terlihat dari 9 kabupaten/kota di Bali 2 di antaranya dipimpin perempuan yaitu Kabupaten Karangasem dan Tabanan. Artinya semangat tarung politisi perempuan khususnya di Bali tidak diragukan lagi. “Kalau di Bali saya melihat ada kepercayaan lebih pada politisi perempuan,” kata Nopi. Namun, dia menaruh catatan untuk konteks pileg memang perlu perjuangan lebih serius. Pasalnya lawan yang dihadapi cukup banyak. Baik dari internal maupun eksternal partai yang mengusung. Karena itu berbekal rasa “kasihan” saja tidak cukup.
Hal yang paling penting adalah kesiapan kualitas diri, kemampuan mengorganisir kekuatan dan tentunya kerja-kerja politik yang nyata. Dia berharap majunya politisi perempuan tidak sekadar pemenuh quota apalagi hanya untuk meramaikan panggung politik. Lebih jauh perempuan harus mampu menunjukkan kualitas dan kerja nyata bagi publik. Keterwakilan perempuan tentu saja bukan sekadar adanya politisi yang akan memperjuangkan isu-isu perempuan. Tapi lebih jauh kehadiran perempuan dalam pengambilan kebijakan akan memberi perspektif tersendiri dalam konteks kesetaraan gender. “2019 harus jadi moment representasi politisi perempuan untuk mengkonsolidasikan diri dan menunjukan kualitas sehingga kursi di parlemen bisa memberikan perlindungan yang maksimal terhadap aspirasi perempuan,” kata Nopi.(nwm)