Selamatkan Anggrek Dari Kepunahan dengan Rekayasa Genetika
(Baliekbis.com), Tanaman anggrek jenis Dendrobium phalaenopsis mengalami ancaman kepunahan di Indonesia. Jumlah spesies ini semakin jarang ditemukan di alam akibat domestikasi dan penggunaan sebagai induk pada persilangan anggrek dalam budidaya.
“Upaya pelestarian perlu dilakukan untuk menjaga anggrek ini dari ancaman kepunahan,” jelas. Disebutkan Nintya, pelestarian tanaman anggrek bisa dilakukan melalui carakultur jaringan maupun rekayasa genetika. Dia sendiri melakukan penelitian rekayasa genetik dengan melakukan penyisipan gen AtRKD4 untuk induksi embrio somatik pada anggerk Dendrobium phalaenopsis.
“Penyisipan gen AtRKD4 mampu memperbanyak jumlah tunas anggrek,” jelasnya, Kamis (18) di Fakultas Biologi UGM. Dalam acara diseminasi hasil riset mahasiswa program doktoral Fakultas Biologi UGM ini Nintya mengatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara embrio somatik yang tidak disisipi dengan yang disisipi gen AtRKD4.
“Pada embrio yang tidak disisipi gen AtRKD4 hanya akan membentuk 1 tunas, sementara yang disisipi bisa multitunas,” terang dosen Biologi Universitas Diponegoro ini.
Bekatul Beras Hitam Potensial Untuk Obat Kanker Hati
Dalam kesempatan turut dipaparkan hasil penelitian mahasiswa program doktor lainnya yakni Rizal Maarif Rukmana. Dosen Universita Setia Budi, Surakarta ini menyampaikan hasil penelitian disertasi berjudul Aktivitas Sitotoksik Fraksi ekstrak Etanolik Bekatul Beras Hitam Terhadap Sel HepG2 dan Antiangiogenik Terhadap Choriaalantoic Membrane.
Rizal menyampaikan dalam bekatul beras hitam terutama aleuron mengandung banyak senyawa antosianin yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seperti anti diabetik, anti mutagenik, anti alergi, serta anti kanker. Melalui penelitian yang dilakukan dia berusaha menggali lebih mendalam senyawa bioaktif apa saja yang terdapat dalam ekstrak etanolik bekatul beras hitam dan putih.
Hasilnya menunjukkan ekstrak etanolik bekatul beras hitam dan putih mengandung golongan senyawa anti kanker yakni flavonoid, fenolik, steroid, serta terpenoid. Senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas anti kanker.
Rizal menjelaskan bahwa ekstrak etanolik bekatul beras hitam dan putih mampu menghambat proliferasi, menginduksi apoptosis, dan menghambat angiogenesis. Selain itu ekstrak etanolik bekatul beras hitam dan putih Wajo Laka dan beras putih kultivar IR 64 memiliki aktivitas sitotoksis tertinggi terhadap sel HepG2. (ika)