Selamatkan Ribuan Pekerja Terdampak Pandemi, Pelaku Pariwisata Harapkan Pemerintah (Pusat) Maksimal Dukung Program “Work From Bali”
(Baliekbis.com), Sebagai tujuan wisata, Bali menjadi daerah yang sangat terdampak Covid-19. Sebab, industri pariwisata mengutamakan pada traffic manusia. Sementara pandemi ini telah memaksa pembatasan traffic manusia.
Meski demikian bukan berarti tidak ada solusinya. Kesiapan masyarakat Bali sudah ditunjukkan dengan mulai digelarnya sejumlah aktivitas MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dengan jumlah peserta terbatas, dan kemudian akan terus ditambah kapasitas pesertanya. Semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja. Namun upaya masyarakat Bali itu harus mendapat support oleh pemerintah. Sehingga, perekonomian akan tumbuh, dan harapannya bisa pulih meski Virus Corona sulit untuk berakhir.
Salah satu support yang akan mendorong pergerakan perekonomian adalah program Work From Bali dari kementerian, lembaga negara, lembaga negara non-kementerian dan BUMN. “Dalam catatan kami, ada 13 lembaga negara, 30 kementerian, 28 lembaga negara non-kementerian, dan 114 BUMN di Indonesia. Jika mereka menggelar kegiatan di Bali, maka akan sangat membantu mendorong pergerakan perekonomian di Bali. Venue, Profesional Conference Organizer (PCO), Event Organizer, travel, dan juga UMKM akan tergerak. Ribuan pekerja di Bali akan terselamatkan. Karena, program Work From Bali ini akan digelar di seluruh kabupaten dan kota. Bukan hanya terpusat di Badung dan Denpasar saja,”
ungkap Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) yang juga Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana dalam jumpa pers yang mengangkat tema “Let’s bring Bali back” di Hotel Puri Santrian Sanur, Sabtu (22/5) sore.
Hadir pada acara tersebut Ketua PUTRI Bali yang juga Anggota DPRD Badung IGA Inda Trimafo Yudha, Ketua Bali MICE Forum Putu Gede Wiwin Gunawasika dan sejumlah pelaku pariwisata termasuk dari akademisi. Pada intinya, para pelaku pariwisata menyatakan siap melaksanakan berbagai kegiatan yang akan digelar di Bali.
Untuk itu, pihaknya mendorong pemerintah pusat segera merealisasikan program Work From Bali. Mengingat, pergerakan perekonomian di Bali hingga saat ini belum massif. “Kami pelaku pariwisata sudah siap. Kami juga sudah berpengalaman dalam menjalankan event-event besar berskala internasional. Dan kami pun siap kalau pembayaran diundur beberapa bulan,” ujar owner Hotel Puri Santrian ini.
Gus Agung menambahkan Work From Bali ini sudah dilaksanakan Kemenko Marinvest yang menggelar meeting di Bali. “Kami berharap petinggi lain bisa melakukan hal serupa di Bali karena dampaknya sangat positif,” tambah Ketua GIPI Bali 2021-2026 yang terpilih kembali belum lama ini. Dikatakan, meski program ini baru tahap awal, namun dengan berkegiatan di Bali diharapkan ekonomi bisa kembali bergeliat. “Saya juga sudah minta kepada pelaku usaha agar jangan mahal menjual jasa, yang penting tidak rugi. Sebab sekarang ini kondisi pelaku industri pariwisata sangat sulit. Seperti hotel, kalau buka rugi tapi tidak buka lebih parah lagi. Ya jadi kita buka saja,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Wiwin Gunawasika yang menegaskan program Work from Bali ini melibatkan asosiasi yang bergerak di bidang MICE. Melalui Work From Bali diharapkan bisa menggeliatkan ekonomi masyarakat. “Jadi harus ada good will dari pemerintah (pusat) dimana kegiatan bisa digelar di Bali dengan memberdayakan secara maksimal potensi lokal baik fasilitas, SDM maupun kebutuhan lainnya,” tegasnya.
Work from Bali, tambahnya dirancang oleh 18 PCO melibatkan 500 UMKM se Bali. Juga stakeholder yang lain di antaranya Gahawisri dan PUTRI. Sementara Ketua PUTRI Bali IGA Inda Yudha mengatakan jika kegiatan sejenis MICE bisa digelar di Bali akan sangat membantu pergerakan ekonomi. Sebab MICE ini melibatkan banyak peserta (wisatawan). “Bali sudah siap untuk itu. Kami berharap potensi ini bisa diberikan untuk Bali yang saat ini perekonomiannya sangat terkontraksi,” jelas Gek In begitu kerap ia disapa.
Di sisi lain, akademisi Unud mengingatkan selain SDM, agar fasilitas pendukung juga disiapkan dengan baik, seperti jaringan komunikasi. “Jangan sampai ketika ada event di suatu tempat terjadi blank spot, tak ada sinyal,” ujarnya seraya berharap Bali bisa jadi virtual destination. Mereka bisa beraktivitas dari Bali. (bas)