Seminar GTISee 2022, Dengan Penguatan “Green Tourism”, Politeknik Negeri Bali bisa Jadi Pusat Referensi Dunia
(Baliekbis.com), Direktur Politeknik Negeri Bali Nyoman Abdi berharap dengan penguatan green tourism ke depannya Politeknik Negeri Bali bisa menjadi pusat referensi nasional dan juga pusat referensi dunia.
“Ini sudah terbukti, Pemerintah Swiss, Belanda dan Kementerian ESDM telah menaruh perhatian kepada kita Politeknik Negeri Bali,” ungkap Abdi pada acara Seminar Internasional 2022, “Green Tourism Internasional Seminar & Entrepreneurship Expo” (GTISee) 2022, Senin (30/5) di Gedung Widya Padma Politeknik Negeri Bali, Jimbaran.
Seminar digelar Magister Terapan Perencanaan Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Politeknik Negeri Bali, berkolaborasi dengan jajaran Akademik Politeknik Negeri Bali dibuka Gubernur Bali Wayan Koster dan akan berlangsung secara hybrid selama dua hari, dari tanggal 30 sampai 31 Mei 2022. Seminar juga dihadiri Menparekraf Sandiaga Uno secara daring.
Dikatakan Abdi, Politeknik Negeri Bali sebagai perguruan tinggi vokasi tidak boleh berkontribusi setengah-setengah tetapi harus total kontribusinya. “Gubernur Bali sudah berkali-kali menyampaikan dukungannya kepada kami Politeknik Negeri Bali, demikian juga Menparekraf memberikan dukungan bagaimana nanti upaya-upaya kita supaya pariwisata ini benar-benar green. Bagaimana kolaborasi kita dengan desa wisata, dengan BumDes yang ada di Provinsi Bali ini kita kuatkan sehingga semangat yang ada di masyarakat pelaku-pelaku pariwisata dan UMKM juga perilakunya green,” papar Nyoman Abdi.
Pihaknya sudah menyiapkan arahan-arahan dari Gubernur Bali, untuk mendampingi pelaku usaha kecil menengah seperti pengolahan pangan, kopi, sandang termasuk juga mesin teknologi yang sudah dibuat untuk beberapa Kabupaten yang ada di Bali. “Jadi goalsnya sekali lagi adalah penguatan green tourism ini agar nanti Politeknik Negeri Bali menjadi pusat referensi nasional dan juga pusat referensi dunia,” ungkapnya.
Harapannya, dua hingga tiga tahun ke depan Politeknik Negeri Bali ini harus mendunia dengan pusat unggulan teknologi green tourism. Seminar ini adalah seminar yang sangat strategis untuk menduniakan green tourism sehingga Bali benar-benar bermartabat seperti apa yang disampaikan Gubernur Bali memiliki pariwisata yang berbasiskan budaya, berkualitas dan bermartabat.
Sementara untuk mendorong para pelaku UMKM ataupun menumbuhkan minat wirausaha para peserta demi pertumbuhan ekonomi kami mendatangkan narasumber pebisnis muda Bali Maharani Kemala selaku Founder MS Glow dan Urban Company. GTISee direncanakan berkesinambungan diadakan setiap tahun dan tahun depan direncanakan diadakan pada peringatan hari Bumi pada tanggal 22 April 2023 mendatang.
Gubernur Bali Wayan Koster saat membuka seminar, sangat berharap nantinya melahirkan satu rekomendasi atau pokok-pokok pikiran yang bisa membawa pariwisata, sesuai dengan kebijakan yang berlaku di Bali, agar tidak menjadi rumusan teoritis yang tidak bisa dilaksanakan di lapangan. Tapi betul-betul bisa menggerakkan kehidupan masyarakat dan mengenviromental kepariwisataan di Bali ini sekaligus juga mendukung ekosistem serta memperkuat fundamental kepariwisataan Bali.
“Itu yang saya harapkan dan nantinya saya akan mencari waktu khusus ke Politeknik supaya lebih bebas bicara menampilkan bagaimana arah Bali ke depan. Supaya ini menjadi bagian daripada pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Politeknik, baik itu pendidikan, pengabdian maupun penelitian untuk pembangunan di Bali,” kata Gubernur Koster.
Ketua Panitia GTISee 2022 I Dewa Gede Putrayadnya mengatakan topik substansial yang diusung pada seminar internasional kali ini meliputi isu bahwa bumi semakin lama semakin membutuhkan perhatian serta kepedulian dari kita, sehingga sudah sepantasnya dari kita mengupayakan untuk menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dan pelestarian ekologi.
Seminar diikuti 500 orang lebih, baik secara langsung maupun secara virtual dengan system hybrid, dengan narasumber atau pembicara internasional dan Nasional begitu juga lokal Bali. Adapun Pembicara internasional berasal dari Inggris, Perancis, Rumania, India, Singapura, Australia, dan sebagainya, serta para praktisi dan akademisi terkemuka yang akan mempresentasikan hasil riset mutakhir dan perjalanan bisnisnya. Acara ini juga dirangkaikan dengan entrepreneurship expo yang dihadiri oleh 20 UMKM lokal dan juga dari mahasiswa teknik Politeknik Negeri Bali. (ist)